Malang, ebcmedia – Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur,akhirnya buka suara soal IA,mahasiswa Fakultas FISIP jurusan HI yang ditangkap dansus 88 ,Senin, 23 Mei 2022 lalu .
“Benar IA merupakan mahasiswa Brawijaya semester VI ,” Ungkap Wakil rektor III Universitas Brawijaya Malang Abdul Hakim, kepada satunasional.com, Rabu, 25 Mei 2022.
Dalam kasus ini pihaknya di beri tugas guna memberikan penjelasan terkait hal itu.
“Bagaimanapun IA masih berstatus mahasiswa kami dan dari Indek Prestasi yang bersangkutan mahasiswa yang cerdas dengan IP diatas 3 ,” ujarnya .
Terkait pencegahan UB telah lalukan berbagai upaya termasuk pembinaan mental kebangsaan yang sekarang diubah menjadi program bela negara dimana semua perguruan tinggi wajib menggelar program tersebut.
“Sejak tahun 2020 UB secara rutim menggelar pendidikan anti radikalisme bahkan pihaknya secara rutin mengundang BNPT jadi sebenarnya UB maupun fakultas secara khusus sudah melaksanakan pendidikan atau gerakan terkait anti radikalisme hanya saja UB sangat tidak mengawasi orang perorang apalagi dengah jumlah total mahasiswa mencapai 60 ribu,” jelasnya .
Dengan adanya kasus ini ,UB bakal memperketat kegiatan didalam kampus wajib mendapat ijin baik dari pihak rektorat maupun tingkat fakultas serta melibatkan pihak TNI dan Polri guna mengawasi kegiatan mahasiswa ,dosen dan karyawan serta tukar-menukar informasi .
“ Tentu saja imbas ditangkapnya mahasiswa UB tersebut mempengaruhui image pada universitas dimana UB merupakan 10 Universitas terbaik dan 801 Universitas tingkat dunia.Terkait perkembangan mahasiswa semester VI , pihak UB menyerahkan prosesnya pada pihak yang berwenang,” tandasnya .
Sebelumnya IA ,22 ,mahasiswa semeater VI fakultas Fisip jurusan HI Universitas Brawijaya Malang ditangkap densus 88 .
Dalam pengeledahan kamar indekost di Perum.Dinoyo Permai Timur Kav.II no.7 RT 3 RW 06 Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru diamankan 3 bendera bertuliskan arab dan ISIS, jaket doreng, pisau komando, laptop dan beberapa buku yang berafiliasi pada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia dimana yang bersangkutan memiliki peran dalam proses pengumpulan dana. (RIS)***