Jakarta, ebcmedia – Direktur Indofood Sukses Makmur Tbk, Division Bogasari Flour Mills, Franky Welirang melihat upaya pengembangan kemitraan usaha besar, UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah), salah satunya dengan kesempatan menumbuhkan motivasi usaha mie ayam generasi milenial.
Usaha mie ayam saat ini didukung dengan teknologi mesin pembuat mie otomatis, serta perangkat yang fungsional, praktis dan aman.
“Pengembangan kemitraan khususnya sektor makanan mie tumbuh semakin pesat. Mesin (pembuat mie) memberi kesempatan banyak untuk pengusaha milenial,” Franky Welirang mengatakan kepada ebcmedia.
Mesin noodle (mie) sangat berguna membantu kegiatan usaha dan juga untuk para ibu rumah tangga di dapur. Untuk pengusaha milenial, mie bisa dibuat sesuai dengan keinginan konsumen.
Mie dicetak mesin dengan ukuran kecil, lebar dan kulit atau pangsit ayam. Bahkan pengusaha bisa setel mesin untuk ketebalan mie, atau bentuk lembaran. Harga mesin dengan merek RB Noodle, per unit dengan range Rp 3.280.000 – 3.480.000.
Konsumsi tepung terigu ke depan semakin meningkat
“Permintaan terus tumbuh, dan tentunya tepung terigu masih termurah. Dalam posisi hari ini, (harga terigu) lebih murah daripada beras. Ini satu tantangan bagi para pengusaha mie terutama milenial. Semua harus bisa mempelajari, teknologi berubah (dinamis),” kata Franky saat ditemui di ruang kerjanya Wisma Indocement.
Mesin tersebut juga bisa dikatakan ekonomi kreatif dan inovatif karena siapa saja bisa berusaha mie ayam. Para ibu rumah tangga bisa menggunakan mesin mie yang ukuran (kapasitas) lebih kecil lagi, atau home use. Mie ayam yang semakin popular, tentunya dengan bahan baku tepung terigu.
Tepung memiliki protein yang lebih tinggi. Selain makanan tidak terbuang dengan pola pembuatan mie dengan mesin. Mesin RB Noodle selama ini dipamerkan di bilangan Kelapa Gading Jakarta Utara.
“Ibu Jenny di Kelapa Gading yang tangani agent nya. Saya juga maunya direct (membantu) pengembangan kemitraan UMKM, usaha besar. Saya tidak mau melalui perantara ataupun dinas-dinas perdagangan,” kata Franky.
Sementara itu, Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Hanung Harimba Rachman menegaskan bahwa Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sebaliknya perlu dukungan peran dari usaha besar dan BUMN untuk bermitra dengan usaha mikro dan kecil. Kemitraan bisa mewujudkan rantai pasok nasional yang kuat, mengoptimalkan belanja produk dalam negeri, agar ekonomi kita bisa kokoh dan berkelanjutan.
Hanung mengajak para pelaku UKM potensial yang ingin mengembangkan kemitraan usahanya melalui kegiatan Inabuyer ini. Khususnya, sektor makanan minuman, pakaian, tas sepatu, dan aksesoris, furnitur, perlengkapan rumah, tekstil dan produk tekstil, elektronik, jasa, olahraga, mesin, hingga otomotif.
“Saya mengharapkan kemitraan ini tercipta pada level yang sama, menguntungkan kedua belah pihak, memberikan peluang bagi UKM untuk masuk pada rantai pasok utama, tidak terbatas pada supply bahan pendukung, serta memberikan transfer teknologi dan pendampingan kualitas produk UKM,” kata Hanung pada acara sosialisasi INABUYER B2B2G Expo 2023 beberapa hari yang lalu. Liu /SR