Jakarta, ebcmedia – Aktivis dan motivator yang sering menjadi narasumber di Lembaga Pemasyarakatan seluruh Indonesia, Oca Jameela, menilai lembaga pemasyarakatan saat ini sudah memberikan kelayakan untuk warga binaan, terbukti banyak warga binaan yang mempunyai keterampilan melalui pelatihan yang dilakukan di dalam lapas.
Kegiatan keterampilan di dalam lapas ini tentunya sebagai bekal hidup para warga binaan yang nantinya akan kembali di tengah masyarakat.
“Saya melihat dalam perjalanan saya ke lembaga pemasyarakatan para warga binaan sudah mendapatkan kehidupan yang layak, para warga binaan ini diberikan keterampilan dan pelatihan mulai dari keterampilan mendekorasi, pertukangan pembangunan, mekanik mesin serta kelistrikan, kegiatan ini sangat positif agar warga binaan memiliki kemampuan untuk dapat bekerja kembali saat bebas dan tidak melakukan kejahatan,” ucap Oca Jameela, Jumat (5/5/2023).
Selain itu, Dirjen Lapas juga telah memberikan fasilitas tempat peribadatan di dalam lapas, agar warga binaan dapat beribadah menurut agamanya masing- masing.
“Ya saya juga melihat di dalam lapas sudah ada tempat- tempat untuk beribadah, ada masjid, gereja wihara dan pure, jadi warga binaan dapat beribadah menurut agama dan kepercayaannya,” tukas Oca.
Sebelumnya ,viral pengakuan mantan narapidana kasus narkoba Tio Pakusadewo terkait kehidupan gelap di dalam lingkungan Lembaga Pemasyarakatan, yang diungkapkannya saat menjadi bintang tamu dalam Podcast Uya Kuya TV, yang diduga menyeret nama anak Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoli.
Hal itu langsung mendapat tanggapan dari aktivis dan motivator yang sering menjadi narasumber di Lembaga Pemasyarakatan seluruh Indonesia, Oca Jameela.
Menurutnya, pengalaman Tio Pakusadewo saat dipenjara, tidaklah selamanya benar, namun tidak menutup kemungkunan jika praktek itu masih ditemukan.
Untuk itu, Oca menyampaikan perlu adanya upaya serius dari negara untuk menghentikan praktek negara dalam negara di dalam lapas.
Jika ditemukan biaya dalam lapas mahal, tentunya kita pun harus mengambil sisi positif, agar para napi yang benar-benar telah melakukan kesalahan mempunyai efek jera untuk tidak kembali ke lapas dan melakukan kesalahan yang sama yang akhirnya tinggal cukup lama dalam lapas. (Oby)