Selain itu, masih menurut Amanda, merkuri juga berisiko mengganggu fungsi berbagai organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hingga sistem kekebalan tubuh. Ini karena masuknya merkuri ke dalam tubuh bisa menyebabkan keracunan merkuri dengan gejala meliputi:
- Insomnia
- Fungsi kognitif dan daya ingat menurun
- Thremor
- Perubahan emosi
- Gangguan sensorik, termasuk gangguan penglihatan, pendengaran, dan bicara
- Penurunan kemampuan indra perasa
- Penurunan fungsi koordinasi tubuh
- Mati rasa dan kesemutan di tangan, kaki, atau sekitar mulut
Amanda menambahkan, penggunaan merkuri pada produk pemutih kulit juga bersifat karsinogenik atau memicu kanker. Oleh karena itu, tidak heran jika penggunaan merkuri juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker kulit.
Selain berdampak pada orang dewasa, bayi, dan anak, juga tidak luput dari risiko terpapar merkuri dan efek sampingnya. Saat orang tua memakai produk berbahan merkuri lalu bersentuhan dengan anak, merkuri bisa saja menempel pada tangannya dan tertelan saat anak mengisap jarinya.
“Secara khusus, keracunan merkuri pada anak disebut infantile acrodynia atau dikenal juga sebagai pink disease. Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya rasa sakit serta warna merah muda pada tangan dan kaki,” jelas Amanda. (Rif)