Jakarta- ebcmedia-Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menuding buruknya kualitas udara di Ibu Kota DKI Jakarta disebabkan penggunaan kendaraan pribadi yang terus meningkat.
Selain telah memasuki musim panas yang membuat banyaknya debu tidak tersapu air hujan, kondisi udara kian buruk akibat dampak pembangunan infrastruktur.
Kualitas udara di Ibu Kota Jakarta saat ini kembali memasuki kategori tidak sehat alias buruk.
Terlihat asap putih dan kelabu di langit jakarta yang menyamarkan pandangan mata. Terlebih saat memandang gedung – gedung tinggi pencakar langit.
Jika kemarin Indeks Quality Air atau IQA telah menyentuh level 164, dan pada hari ini level tersebut terus meningkat di angka 167 IQA yang berarti tidak sehat.
Selain itu, banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi saat beraktivitas, serta pembangunan infrastruktur yang tengah berjalan juga menjadi penyumbang besar polusi udara.
“Dalam memasuki musim panas pembangunan Jakarta biasanya setengah tahun sampai akhir tahun sehingga pembangunan konstruksi pun itu sangat berpengaruh terhadap kualitas udara. Dengan semakin meningkatnya ekonomi, maka mobilitas masyarakat menggunakan transportasi juga semakin tinggi. Hal-hal itu seperti itu memang sangat berpengaruh terhadap kualitas udara Jakarta,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta, Asep Kuswanto, Rabu (27/7/2023).
Ia menambahkan, “Nah, apa namanya kalau kita melihat ini mendung apa tidak mendung itu bisa lihat awan hitamnya. Kalau banyak awan hitam berarti mendung. Umpama nggak ada awan hitamnya, tapi berkabut, itu pasti karena polusi.”
Dalam upaya kualitas udara tidak semakin buruk, Dinas Lingkungan Hidup DKI mengimbau kepada warga Jakarta agar menggunakan transportasi umum, serta memakai masker saat berada di luar rumah. (Oby).