Jakarta, ebcmedia – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong laju kinerja industri otomotif karena sebagai salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Selama ini industri otomotif mampu memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional.
“Guna mendukung kemajuan industri otomotif agar lebih berdaya saing, diperlukan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Dalam hal ini, Politeknik STMI Jakarta, salah satu unit pendidikan vokasi di bawah binaan Kemenperin, memiliki program studi terkait industri otomotif,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Dia menjelaskan, peran Politeknik STMI Jakarta bukan hanya mencetak SDM industri otomotif unggul, namun juga siap menghadapi perkembangan era industri 4.0.
“Kami telah menerapkan secara konkret kurikulum terkait teknologi industri 4.0 dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, industri pengguna lulusan poltek STMI ini mendapatkan kualifikasi lulusan yang telah dibekali kompetensi Industri 4.0,” tandasnya dalam siaran persnya.
Masrokhan mengemukakan, BPSDMI Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) untuk menjalankan program Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LeMMI 4.0). Program ini dikembangkan bersama Lexer Research dan Fuso Machine Works untuk menata dan mensimulasi proses produksi dan manufaktur.
“Kerja sama ini merupakan contoh baik dari Politeknik STMI Jakarta dalam upaya mendekatkan dunia pendidikan vokasi dengan kebutuhan riil di industri khususnya di sektor otomotif dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk dari pemerintah Jepang,” tutur Masrokhan.
Beberapa fokus teknologi dalam visi LeMMI 4.0 adalah kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), augmented reality, virtual reality, advanced robotic, hingga 3D printing.
Direktur Divisi Asia dan Pasifik METI, Fukuchi Mami mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin tersebut. “Saya berharap sektor publik dan swasta Jepang dan Indonesia akan bekerja sama untuk membawa pertumbuhan bagi perusahaan Jepang dan Indonesia saat mereka bertransisi ke manufaktur canggih yang memanfaatkan teknologi digital,” urainya. (Gio)