Halmahera Utara, ebcmedia – Aktivitas vulkanik Gunung Api Dukono masih sangat aktif sejak erupsinya dari bulan April tahun 2008 dengan terekamnya Gempa Letusan rata – rata 280 kejadian per hari. Masyarakat diminta untuk Masyarakat di sekitar G. Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak diperbolehkan mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 3 km.
“Aktivitas G. Dukono hingga tanggal 25 November 2023 tercatat antara lain, terjadi peningkatan aktivitas erupsi vang secara visual signifikan yaitu meningkatnya ketinggian kolom letusan yang menjadi lebih dari 2.000 meter diatas puncak. Pada tanggal 18 November 2023 kolom erupsi mencapai 3.000 meter dan pada tanggal 25 November 2023 kolom erupsi dilaporkan mencapai 2.600 meter di atas puncak,” terang Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan, Minggu (26/11/2023).
Hendra melanjutkan, meski aktivitas seismik Gempa Letusan tercatat mengalami penurunan jumlah Gempanya, namun ketinggian kolom erupsinya semakin tinggi. Tanggal 24 November 2023 tercatat gempa letusan sebanyak 16 kali dibanding sebelumnya tanggal 14 November tercatat 133 kali Gempa Letusan.
“Dengan adanya peningkatan ketinggian erupsi, maka potensi bahaya saat ini adalah lontaran material lebih dari 2 km dari pusat erupsi dan abu vulkanik yang tergantung arah dan kecepatan angin, sehingga dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh,” ujar Hendra.
Berdasarkan data pengamatan visual, instrumental dan potensi bahaya erupsi hingga tanggal 25 November 2023 pukul 15:00 WIT tingkat aktivitas G. Dukono masih pada Level I (WASPADA) maka PVMBG merekomendasikan sebagai berikut :
1. Masyarakat di sekitar G. Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak diperbolehkan mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 3 km.
2. Jika terjadi hujan abu cukup lebat, masyarakat agar menggunakan masker penutup hidung dan mulut agar tidak menghirup abu letusan yang dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan.
3. Masyarakat/penambang pasir agar tidak beraktivitas di sepanjang aliran Sungai Muye (Desa Mamuya), Sungai Ruko (Desa Ruko) dan Sungai Mede (Desa Mede) pada saat hujan turun di puncak G. Dukono untuk menghindari bahaya banjir lahar hujan.
4. Badan Geologi akan terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) / Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara / Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara.
5. Masyarakat di wilayah Provinsi Maluku Utara harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi G. Dukono, serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat.
6. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat) atau Pos Pengamatan G. Dukono di Desa Mamuya, Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. (Gio)