Jakarta,ebcmedia-Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, saat ini Polda Metro Jaya masih menyelidiki dugaan penistaan agama yang dilakukan Pendeta Gilbert Lumoindong. Dalam waktu dekat ini Polda akan menjadwalkan pemanggilan terhadap Pendeta Gilbert.
“Ya dijadwalkan. Jadwal itu ada pada penyidik, nanti kami update lagi. Diawali oleh siapa, dari siapa, dan seterusnya. Nanti kami cek, kami pastikan jadwalnya,” kata Ade Ary di Polda Metro Jaya, pada Jumat (26/4/2024).
Ade mengatakan pihak kepolisian telah menjadwalkan pemeriksaan pada minggu depan. Kendati demikian ia tidak menegaskan jadwal pemeriksaan itu secara rinci.
Diketahui saat ini Pendeta Gilbert sedang tersandung dugaan penistaan agama setelah khotbahnya viral di media sosial.
Berturut-turut Gilbert dilaporkan oleh pengacara Farhat abbas, Ketua Kongres Pemuda Indonesia (KPI), Sapto Wibowo Sutanto. Terbaru, Gilbert dilaporkan oleh Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) teregister dengan nomor LP/B/2223/IV/2024/SPKT Polda Metro Jaya tertanggal 25 April 2024. Gilbert dilaporkan terkait Pasal 156 a KUHP atas Tindak Pidana Penistaan Agama.
Ketua Umum PITI, Ipong Hembing melaporkan Pendeta Gilbert lantaran keberatan dengan khotbahnya yang menyindir zakat 2,5 persen serta ibadah shalat yang dilakukan oleh umat Muslim.
Ipong menuntut Gilbert untuk meminta maaf secara terbuka dalam kuru waktu tiga hari.
“Apabila dia tidak melakukan permintaan maaf dalam waktu tiga hari berturut-turut di media cetak dan TV, laporan polisi tersebut akan lanjut sampai persidangan,” katanya pada Kamis (25/4/2024).
Awal Mula Kasus
Dalam sebuah video yang menampilkan Gilbert sedang berkhotbah di sebuah gereja. Gilbert menyinggung soal zakat dan shalat.
Ia mengatakan, umat Islam hanya membayar zakart 2,5 persen sedangkan umat kristiani membayar 10 persen, sehingga hanya perlu ibadah seminggu sekali.
“(Kita) orang Islam diajarin bersih-bersih sebelum sembahyang cuci semuanya, saya bilang lu 2,5 (persen) gue 10 persen bukan berarti gue jorok, disucikan oleh darah Yesus,” kata Gilbert dalam video itu.
“Seminggu sekali nggak usah cuci-cuci, nggak sah bergerak-bergerak, kita kan bayar 10 persen. Makanya kita kebaktian tenang-tenang aja kan, paling berdiri, nyanyi, tepuk tangan, tapi kau 2,5 (persen) setengah mati,” lanjut Gilber yang disambut tawa oleh jemaah.
Selanjutnya, Gilbert menirukan gerakan shalat.
“Yang paling berat terakhirnya mesti lipat kaki, nggak semua bisa, kaki perlu dilipat tapi ya udah lah 2,5,” pungkasnya.
Gilbert Datangi JK
Setelah viral, Gilbert langsung menemui Wakil Presiden ke-10 dan 12 sekaligus Ketua Umum (Ketum) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, untuk meminta maaf kepada umat Islam.
“Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada,” ujar Pendeta Gilbert Lumoindong di kediaman JK, Jalan Brawijaya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (15/4/2024).
Sambil mencium tangan JK, Gilbert Lumoindong mengatakan tidak ada niat sekalipun untuk menghina agama Islam. Sebagai tumbuh di lingkungan Islam, dia menghormati setiap perbedaan.
Khotbahnya saat itu tidak lain hanya berlaku untuk intern dan tidak ditujukan untuk umum. (Dian)