Hendri Satrio: Gerakan “Adili Jokowi” Sulit Terjadi, Prabowo Sendiri Tak Mau Pisah

oleh
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa), menyoroti tulisan-tulisan hingga gerakan bertajuk “Adili Jokowi” yang belakangan mulai muncul di jalanan.

Hensa menilai, gerakan-gerakan untuk mengadili Presiden ke-7 RI Joko Widodo akan sulit terjadi, dikarenakan Presiden Prabowo Subianto tidak terlihat ingin pisah dengan Jokowi.

“Ini ada aksi-aksi untuk adili Jokowi, kalau menurut saya enggak akan kejadian ya. Hal itu mudah dibuktikan dengan pernyataan Prabowo yang melontarkan adanya pihak yang ingin memisahkan dirinya dengan Jokowi, jadi menurut saya enggak akan kejadian, Prabowo aja enggak mau pisah sama Jokowi,” tutur Hensa dalam keterangan tertulis yang diterima EbcMedia, Jumat (14/2/2025).

Ia pun memaparkan, gerakan untuk mengadili Jokowi itu pun sulit terjadi, dikarenakan Indonesia memiliki sejarah di mana presiden lama, tidak pernah diganggu oleh presiden baru.

Hensa mencontohkan, Soeharto yang sejak era Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono tidak diadili atas kesalahan-kesalahan dan dugaan korupsi terhadapnya.

“Kenapa saya bilang gak akan kejadian? Karena si presiden yang baru itu, enggak ingin nasibnya dia seperti presiden yang dia gangguin gitu. Contohnya gini, Soeharto itu kan di zaman Gus Dur, Megawati, hingga SBY gak digangguin kan, jadi gak bisa diadili juga. Mungkin ada kesepakatan seperti itulah antara Jokowi dan Prabowo,” ungkapnya.

Ia juga melihat, belum ada kebijakan Jokowi yang dapat dijadikan alasan untuk mengadili sang presiden ke-7 tersebut.

Selain itu, kata dia, masyarakat Indonesia pun tidak ingin terlihat menyalahkan presidennya, atas segala krisis yang terjadi di Tanah Air.

Hensa menambahkan, sampai saat ini kroni-kroni yang diadili karena kebijakan pemimpinnya juga belum ada, jadi kemungkinan untuk mengadili Jokowi kecil.

“Dan orang Indonesia juga lebih banyak yang menginginkan kalau sama presiden itu kan nggak melulu-salah gitu, orang Indonesia yang mudah memaafkan ini lebih ingin mengingat Presiden dari sisi positif, bukan negatif,” pungkas Hensa.

(Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.