Jakarta, ebcmedia – Pendakwah karismatik Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengatakan, ada tiga amalan utama di bulan Ramadhan yang merupakan pesan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, kata UAH, rugi jika seorang Muslim tidak melaksanakannya, karena bulan Ramadhan adalah bulan penuh penuh ampunan.
Sebelum menjelaskan ihwal tiga amalan utama, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan, agar jangan sampai ada umat Islam yang celaka di bulan Ramadhan ini.
“Celaka seseorang dan akan jauh dari rahmat Allah yang sudah disampaikan Ramadhan tapi tak mampu mengkonversi Ramadhan itu sebagai rahmat untuk meningkatkan ketakwaan diri,” jelas UAH dalam keterangan yang di kutip channel YouTube adihidayat official, Kamis, (27/2/2025).
Orang yang celaka di bulan Ramadhan, kata Ustadz Adi Hidayat tidak akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
“Dikasih sehari Anda nggak taubat, ada hari kedua anda tak tobat juga, hari ketiga dan seterusnya. Dikasih 30 hari tapi Anda enggak taubat-taubat,” kata UAH.
Maka, kata UAH, butuh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala?
Oleh karenanya, sebagai muslim yang beriman, Ustadz Adi Hidayat menyarankan, untuk manfaatkan bulan Ramadhan tahun ini dengan sebaik-baiknya. “Anggaplah ini bulan Ramadhan terakhir,” ujarnya.
Dengan begitu, kader Muhammadiyah itu berharap, semua akan menjadi hamba Allah yang senantiasa istiqomah dalam beribadah di jalan Allah.
Kemudian, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tiga amalan utama bulan Ramadhan yang dikuatkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabat sebelum tiba bulan suci.
Amalan tersebut, kata dia, kemudian menjadi kurikulum Nabi Muhammad SAW. Adapun amalan utama pertama di bulan Ramadhan yang merupakan kurikulum Nabi Muhammad SAW adalah meningkatkan shalat sunnah.
“Yang pertama meningkatkan shalat, saya ulang ya meningkatkan. Secara singkatnya berarti bertambah dari yang sekedar fardhu tambah dengan sunnah juga,” tuturnya.
Ia menyebut, jika merasa shalatnya kurang khusyuk maka tambah dengan sunnahnya yang disebut rawatib. “Amalan kedua adalah banyak berinteraksi dengan Al- Qur’an,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Kemudian dijelaskan oleh Ustadz Adi Hidayat ada tiga caranya dalam berinteraksi dengan Al-Qur-an. “Banyak membaca Al Qur’an. Silahkan bapak Ibu siapkan dari sekarang target misalnya satu kali berapa juz. Kalo mau 30 juz berarti gampangnya bagi 30 berarti 1 hari berapa 1 juz,” imbuhnya.
Kemudian, lanjut UAH, amalan yang ketiga yaitu infaq dan sedekah. Hal ini, kata dia, diajarkan oleh Nabi Muhammad yang semakin dermawan saat Ramadhan tiba.
“Yang Terakhir infaq, haditsnya dari Ibnu Abbas Ali bin Abbas radhiyallahu anhuma, beliau mengatakan Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang sangat luar biasa dermawan dan lembut dan bertambah dermawan lagi ketika tiba Ramadhan,” jelas dia.
UAH menjelaskan, yang dilakukan nabi saat itu mensupport sahabat siapapun yang punya anggaran untuk infaq agar disiapkan sebelum Ramadhan.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil pencarian ebcmedia, Dalil Puasa Ramadhan Selama satu bulan penuh setiap satu tahun sekali, yang menjelaskan setiap Muslim harus menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu.
Adapun syarat wajib puasa antara lain sudah baligh atau dewasa, sehat, mampu dan bukan dalam keadaan bepergian jauh, wajib untuk melakukan puasa selama satu bulan penuh.
Kewajiban berpuasa bagi setiap muslim ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya, surat Al Baqarah ayat 183.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Selain dalam Surat Al Baqarah ayat 183, perintah berpuasa juga tercantum dalam sebuah hadits.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; (2) menunaikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) menunaikan haji ke Baitullah; dan (5) berpuasa Ramadhan” (HR al-Bukhari dan Muslim).
(Red)