MITI: Efek Kerusakan Akibat Korupsi Pertamina Runtuhkan Kepercayaan Publik

oleh
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) Mulyanto menilai citra Pertamina harus dibangkitkan kembali usai terungkapnya kasus korupsi yang merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun dalam setahun. Menurutnya, efek kerusakan (damage effect) yang timbul akibat kasus korupsi itu sudah meruntuhkan kepercayaan publik.

“Pemerintah harus serius menangani kasus korupsi Pertamina yang menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 193,7 triliun untuk tahun 2023, bukan hanya dari sisi kuratif, yakni mengungkap pelaku korupsi ke akar-akarnya dan menghukum mereka dengan seadil-adilnya, tetapi juga yang utama adalah dari sisi preventif, yakni merombak tata kelola impor migas ke depan agar semakin transparan dan akuntabel,” kata Mulyanto dalam keterangannya, dikutip dari RMOL, Selasa (4/3/2025).

Ia meminta pemerintah segera merombak tata kelola migas yang jauh dari intervensi atau kepentingan partai politik.

“Karena sudah menjadi rahasia publik, bahwa selama ini BUMN menjadi ‘sapi perah’ bagi partai politik, sehingga pelaksanaan tugasnya banyak disiasati,” ungkap Mulyanto.

“Ini kan kasus lama yang terus berulang, baik dari zaman sebelum Petral, sampai Petral dibubarkan. Jadi jangan salahkan publik kalau pengungkapan kasus ini dinilai sekedar pergantian pemain baru, bisa jadi kasusnya berulang,” lanjutnya.

Mulyanto menambahkan kasus ini terlihat bahwa tindak korupsi dimulai dari hulu. Para tersangka melakukan pengkondisian untuk menurunkan readiness/produksi kilang.

Kemudian, menolak minyak mentah dari produksi domestik karena dianggap tidak memenuhi spek dari sisi harga dan kualitas.

Akibatnya minyak bumi produksi domestik tidak terserap. Lalu, untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah maupun BBM dalam negeri, dilakukan impor. Selanjutnya terjadilah berbagai modus korupsi terkait impor migas tersebut.

“Ini kan korupsi terstruktur dan berjamaah, yang terjadi dalam kurun waktu yang panjang tanpa diketahui aparat, yakni dari 2018-2023,” ungkapnya.

“Untuk membangun kepercayaan publik tidak mudah, tanpa itikad baik, kinerja yang unggul dan konsisten,” tegas Mulyanto.

(Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.