Jakarta, ebcmedia – Pengamat Politik Hendri Satrio (Hensa), menyoroti peran Wakil Ketua DPR RI Bidang Politik dan Keamanan Sufmi Dasco Ahmad, yang kerap menjadi figur sentral dalam menanggapi berbagai isu yang hangat di kalangan publik.
Menurutnya, kehadiran Dasco tidak hanya menonjol dibandingkan anggota DPR lainnya, tetapi juga sering kali mengungguli para menteri dalam merespons polemik terkini di tengah masyarakat.
“Canggih memang Dasco, selalu muncul lebih dulu di setiap isu-isu yang panas. Soal kebijakan, soal politik, dia selalu ada di depan. Bahkan, anggota DPR lain atau menteri-menteri kabinet sering kalah cepat dan kalah vokal dibandingkan dia. Belum lagi efek kedatangan Dasco, contohnya kemarin, bursa langsung hijau,” ujar Hensa dalam keterangan yang diterima ebcmedia, Rabu (19/3/2025).
Terbaru, Hensa menyoroti Dasco yang memimpin rombongan Komisi XI DPR, mendatangi Bursa Efek Indonesia saat kabar IHSG anjlok pada Selasa (18/3/2025).
Ia menyebut, momen ini patut menjadi sorotan, lantaran Dasco merupakan wakil ketua DPR yang membidangi politik dan keamanan, bukan ekonomi dan keuangan.
“Bahkan IHSG yang jelas-jelas merupakan permasalahan ekonomi saja Dasco muncul, padahal di DPR ia wakil ketua yang membidangi politik dan keamanan, canggih memang ini orang,” ungkapnya.
Tak berhenti di sana, kata dia, Dasco pun kerap muncul sebagai sosok yang meredam opini publik, sekaligus mengumumkan keputusan presiden ihwal isu-isu fenomenal belakangan ini.
Salah satu contohnya, lanjut Hensa, adalah saat antrean panjang warga untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram menjadi perhatian nasional.
Tak sekadar memberikan pernyataan, Dasco bahkan disebut-sebut menginstruksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut.
Selain itu, Dasco juga menjadi figur pertama yang mengumumkan keputusan Presiden Prabowo Subianto, untuk membatalkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen, yang sempat memicu kegaduhan di masyarakat.
“Ini bukan kebetulan. Dasco kini terlihat jelas jadi andalan Prabowo untuk meredam gejolak, baik yang bersifat politis maupun strategis. Dia seperti tameng sekaligus corong utama presiden,” terang Pengamat Politik itu.
Namun, di balik sorotan positif atas Dasco, Hensa justru melihat fenomena ini sebagai cerminan kurangnya inisiatif dari pejabat lain.
Menurutnya, dominasi Dasco dalam menjawab isu-isu publik seharusnya menjadi tamparan keras bagi anggota DPR maupun menteri-menteri di Kabinet Prabowo.
“Ini lucu sekaligus memprihatinkan. Harusnya jadi tamparan buat yang lain. Jangan sampai masyarakat cuma dengar ‘Dasco lagi, Dasco lagi,’ padahal banyak mulut dan otak lain di DPR dan kabinet yang bisa bicara,” imbuhnya.
Hensa juga menyatakan, bahwa kehadiran figur seperti Dasco memang penting. Namun, menurutnya, ketergantungan pada satu nama justru bisa menjadi bumerang bagi pemerintahan, jika tidak diimbangi oleh peran aktif pejabat lainnya.
“Kalau semua hanya mengandalkan Dasco, lalu yang lain ngapain? Ini bukan one-man show, ini pemerintahan,” pungkasnya.
(Red)