116 Korban Online Scam Kembali Terjerumus, Polisi: Mereka Tak Merasa Jadi Korban

oleh
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Sebanyak 116 korban online scam diketahui kembali terjerumus ke dalam praktik penipuan daring atau scamming online, meskipun telah dipulangkan ke Indonesia. Penyidik Kasubdit 3 PPA PPO, AKBP Amingga Maulana, mengungkapkan, bahwa banyak dari mereka yang berulang kali kembali karena merasa nyaman dengan jabatan dan gaji yang ditawarkan.

“Salah satu alasan dari mereka adalah karena memang posisi mereka di sana mendapatkan jabatan yang tinggi dan mereka merasa nyaman. Ada janji terkait gaji yang sesuai, sehingga mereka bertahan. Namun saat bosan, mereka meminta dipulangkan, lalu kembali lagi ke tempat yang berbeda,” ujar AKBP Amingga saat ditemui awak media di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (21/3/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Kabag Jatinter Polri, Kombes Pol Ricky Purnama, menambahkan, bahwa banyak korban yang tidak merasa tertipu karena mereka mendapatkan posisi yang dianggap menguntungkan.

“Kami nyatakan mereka sebagai korban, tapi saat kami lakukan asesmen, mereka sudah berulang kali kembali ke bidang pekerjaan yang sama. Mereka tidak merasa sebagai korban karena mendapatkan jabatan yang lumayan dan salary yang menarik,” ungkap Kombes Pol Ricky.

Polri Bekerja Sama Dengan Beberapa Kementerian & Lembaga

Untuk mencegah fenomena ini terulang, pihak kepolisian bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait, termasuk dalam koordinasi dengan Kementerian Koordinator (Kemenko) Politik dan Hukum (Polhukam).

“Kami terus mencari cara agar mereka tidak kembali terjerumus. Kami juga mendorong kementerian dan lembaga terkait untuk memberikan pemahaman kepada saudara-saudara kita agar tidak terjebak lagi,” tutupnya.

Sebelumnya, Sebanyak 569 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myawaddy, Myanmar, berhasil dievakuasi dalam operasi yang melibatkan Polri dan Kementerian Luar Negeri RI. Evakuasi ini dilakukan dengan dukungan penuh dari militer Thailand.

Kepala Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Brigjen Polisi Untung Widyatmoko, menyampaikan bahwa operasi ini dilakukan pada (15/3/2025), dengan tim yang berangkat dari Jakarta menuju Bangkok, lalu ke Maesot, perbatasan Thailand-Myanmar.

Untung menjelaskan, bahwa Myawaddy, yang juga dikenal sebagai Yatai City atau Swe Koko, merupakan pusat industri scamming atau penipuan yang mempekerjakan banyak warga asing, termasuk WNI.

Ia menyebut, bahwa kota ini tidak berada di bawah kendali penuh pemerintah Myanmar, melainkan dikuasai kelompok-kelompok bersenjata.

(Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.