Jakarta, ebcmedia – Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menilai, pemanfaatan dana parkir jika digunakan tepat sasaran, bisa menjadi alat dukung dan instrumen dalam memecahkan masalah kemacetan di Jakarta.
“Masalah pengelolaan parkir bukan hanya soal kolekting uangnya dan kebocoran semata. Namun, parkir belum dikelola sebagai alat dukung atau instrumen untuk memecahkan masalah kemacetan dan mengendalikan penggunaan kendaraan bermotor pribadi secara berlebihan,” ucap Djoko dalam keterangan tertulis kepada ITD News, Sabtu (26/4/2025).
Menurutnya, seolah-olah saat ini, ada pembiaran praktik pengelolaan parkir, karena sudah nyaman dengan kondisi seperti ini.
Ia tak mengherankan, jika perparkiran hampir di sejumlah daerah telah menjadi komoditas kompensasi politik para penguasa daerah.
Mulanya, kata dia, parkir dianggap sebagai pelayanan publik yang mesti disediakan pemerintah kepada pengguna jalan, yang menggunakan kendaraan bermesin.
Ia menyebut, hal itu akibat semakin banyaknya populasi kendaraan pribadi dan juga makin termanjakan, melupakan hak pengguna jalan lain, terutama angkutan umum, pesepeda, dan pejalan kaki.
Bahkan, ketika terdapat rambu Larangan Parkir, menurut dia, para pemilik kendaraan tetap saja acuh dan tak menghiraukan terganggunya kepentingan publik, yang menyebabkan menurunkan kapasitas jalan.
“Pengelolaan parkir bukan untuk memanjakan dan memudahkan para pengguna kendaraan bermotor. Penetapan tarif parkir tinggi adalah untuk menekan penggunaan kendaraan bermotor. Mengurangi secara signifikan parkir di tepi jalan bagi yang menyebabkan kemacetan jalan raya,” ungkapnya.
Ia berpendapat, persoalan parkir tiap saat selalu menjadi komoditas berita yang tiada akhir, yang berkutat pada tingginya kebocoran penerimaan retribusi parkir, tak maksimalnya target dari pendapatan retribusi, tingginya intensitas penggunaan parkir di tepi jalan, kurang optimumnya pelayanan jasa parkir terhadap pengguna jasa parkir, serta banyaknya aktivitas parkir liar.
(Dhii/Amp)