Jakarta, ebcmedia – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mengapresiasi program Desa Siaga TBC yang resmi diluncurkan Kementerian Kesehatan pada 9 Mei 2025 lalu. Menurutnya, program tersebut akan lebih sempurna jika ditambahkan dengan diberikannya makanan bergizi bagi para pasien TBC.
“Jadi makan bergizi gratis juga harus diberikan kepada pasien-pasien tuberkulosis (TBC) dan betulkanlah environment mereka,” kata Siti, Senin (19/5/2025).
Ia meyakini jika program tersebut berjalan sebagaimana yang direncanakan, Indonesia tidak butuh vaksin TBC.
“Jadi kita tidak butuh vaksin sebetulnya kalau programnya Pak Menkes berjalan dengan bagus, kita tidak butuh vaksin yang dibikin oleh Bill Gates tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, Siti juga mengungkapkan salah satu cara guna menekan angka TBC dengan cara eradikasi. Menurutnya, metode tersebut bisa menekan angka pengidap TBC untuk lima tahun yang akan datang.
“Menurut saya, kalau Anda pengin menurunkan angka tuberkulosa di Indonesia untuk tahun 2030, lima tahun lagi, itu dengan eradikasi,” ungkapnya, dikutip dari SindoNews.
Siti kemudian menjelaskan apa yang dimaksud dengan eradikasi. Menurutnya, metode tersebut dengan fokus mengobati orang yang sudah mengidap TBC.
“Eradikasi itu memberantas orang yang sudah sakit TB atau mengobati orang yang sakit TB secara komprehensif. Jadi mengobati TB itu hanya 40 persen itu medis. Yang 60 persen itu bukan medis,” jelasnya.
Di sisi lain, ia mengapresiasi program Desa Siaga TBC yang dicanangkan Menkes Budi Gunadi Sadikin. Di mana, program tersebut memberikan perhatian kepada pasien TBC yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.
“Misalkan dalam satu RW ada delapan orang. Nah, delapan orang itu difokuskan. Obatnya harus diminum dengan baik,” ucapnya.
Kendati begitu, Siti menekankan program tersebut masih butuh penyempurnaan dengan memberikan makanan bergizi.
“Cuma programnya Pak Menkes ini kurang komprehensif, Pak Menkes. Jadi tolong ditambahin gizi. Jadi makan bergisi gratis juga harus diberikan,” pungkasnya.
(Red)