Jakarta, ebcmedia – Empat perusahaan penyedia layanan transportasi online, yakni Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive, membantah tudingan bahwa mereka menarik potongan lebih dari 20 persen dari pendapatan mitra pengemudi ojek online (ojol).
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di Jakarta, Senin (19/5).
President Gojek Catherine Hindra Sutjahyo menjelaskan, potongan yang dikenakan kepada pengemudi sesuai aturan Kementerian Perhubungan dan sebagian besar digunakan untuk promo pelanggan.
“Kalau dilihat di sana, kalau saya highlight, itu besar proporsi dari 20 persen itu adalah untuk promo pelanggan. Promo pelanggan itu adalah komposisi yang paling besar daripada potongan 20 persen itu. Anggepannya kayak kita menginvestasikan kembali komisi itu kepada pelanggan,” ujar Catherine di Restoran Aroem, Jakarta, Senin, 19 Mei.
Ia menegaskan, jika potongan diturunkan menjadi 10 persen, bisa berdampak negatif pada pendapatan mitra karena penurunan jumlah penumpang.
“Terkait potongan 20 persen ke 10 persen, pendapatan transkasi ke mitra naik, rapo pengalinya berkurang. Kami takutkan pengali lebih anjlok dibandingkan dengan ketika potongan 20 persen,” jelasnya.
Direktur Bisnis Grab Indonesia, Tyas Widyastutuo menambahkan, potongan 20 persen hanya berlaku pada tarif dasar perjalanan, bukan total biaya.
“Jadi yang diatur adalah tarif dasar, bukan total keseluruhan biaya. Nah ini yang bisa membuat salah kaprah sebenarnya. Jadi platform fee ini sebenarnya tidak hanya ada di platform online transportasi seperti kami, tapi juga ada di platform di industri lain,” kata Tyas Widyastutuo.
Sementara itu, perwakilan Maxim, Muhammad Rafi Assagaf, menekankan bahwa perusahaannya tidak menarik potongan terhadap pengemudi ojol lebih dari 20 persen.
Ia menyebut potongan itu memang harus terjadi untuk mendukung inovasi layanan yang diberikan kepada konsumen.
“Kita ambil contoh Maxim, jadi kita memang perlu terus berkembang sebagai perusahaan. Walaupun end goal-nya itu adalah balik lagi kesejahteraan mitra. Itu kita sepakat semua hal itu. Tapi dalam perjalanannya kita butuh inovasi yang jauh lebih baik. Dan semua hal ini kami harapkan bisa melalui kajian-kajian dan tentunya diskusi yang komprehensif,” ucap Rafi Assagaf.
Di sisi lain, Direktur Bisnis inDrive Indonesia, Ryan Rwanda menyatakan bahwa perusahaannya hanya menarik potongan 9,99 persen untuk motor dan 11,7 persen untuk mobil, tertinggi di Jakarta dibanding kota lain.
“Dan ini potongan tertinggi kita di seluruh dunia itu di Jakarta. Kalau di kota lain biasanya di sekitar 9 hingga 7 persen. Kenapa seperti itu? Karena yang pertama kita punya tim yang sangat ramping di Indonesia dan di seluruh region yang kita bekerja di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Menhub Dudy Purwagandhi mengonfirmasi bahwa potongan oleh aplikator memang ada, namun tidak melebihi 20 persen. Ia juga mengingatkan bahwa keempat perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang berbeda, sehingga pendekatannya tidak bisa disamaratakan.
“Jadi kita juga harus melihat kalau mau yang 10 persen, ada ini. Yang 20 persen ada ini bertiga. Tapi kita juga harus melihat mereka berempat ini punya market share yang berbeda,” ujarnya.
(Red)