Jakarta, ebcmedia – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta platform media sosial (medsos) membersihkan konten-konten negatif, seperti konten porno hingga judi online (judol). Instruksi ini menyusul ramainya keberadaan grup Facebook “Fantasi Sedarah” yang isi percakapannya mengarah ke tindakan inses.
“Kemkomdigi telah berulang kali meminta industri platform juga proaktif membersihkan ‘rumahnya’ sendiri dari konten-konten, baik itu pornografi, judol, trafficking, dan lain-lain. Terkhusus kepada anak sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku di Indonesia,” kata Meutya, dikutip Senin (19/5/2025).
Terpisah, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi Alexander Sabar mengatakan platform yang tidak patuh akan diberi teguran hingga sanksi. Hal tersebut sesuai aturan yang tercantum dalam Sistem Kepatuhan Moderasi Konten (SAMAN) Komdigi.
Dikutip dari lama resmi Komdigi, penindakan akan dilakukan bertahap kepada pemilik platform yang melanggar. Pertama, melalui surat perintah take-down dilanjutkan surat teguran 1 (ST 1).
Selanjutnya surat teguran 2 (ST2), di mana pelanggar wajib mengajukan surat komitmen pembayaran denda administratif. Jika tidak dipatuhi, akan diberi surat teguran 3 (ST 3) dengan sanksi berupa pemutusan akses atau pemblokiran. “Sesuai aturan yang sudah ada,” kata Alexander.
Sebelumnya, Direktur Siber Polda Metro Jaya, Kombes Pol Roberto Pasaribu mengatakan pihaknya telah menyelidiki grup Facebook Fantasi Sedarah sejak sepekan lalu.
“Sudah, kami sudah melakukan proses penyelidikan sejak minggu lalu,” ujar Roberto, Jumat (16/5/2025).
Ia memastikan akun tersebut saat ini telah ditutup karena telah melanggar ketentuan Meta.
“Akun grup tersebut sudah ditutup/ditangguhkan/dihapus oleh provider FB Meta karena melanggar aturan,” imbuhnya.
Grup FB bernama Fantasi Sedarah itu ramai dibicarakan di media sosial X hingga menjadi pembahasan di Instagram. Warganet membagikan tangkapan layar sejumlah isi percakapan grup tersebut yang mengarah ke inses atau seks sedarah.
Grup itu disebut memiliki ribuan anggota pengguna Facebook. Cerita-cerita dalam grup tersebut disebut menjijikkan.