Jakarta, ebcmedia – Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantah tudingan adanya tindakan intimidatif terkait pencopotan artikel opini dari situs berita Detikcom. Artikel berjudul “Jenderal di Jabatan Sipil: Di Mana Merit ASN?” sempat tayang pada 22 Mei 2025 namun dihapus sehari kemudian.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa TNI tidak pernah melakukan intimidasi terhadap warga negara dalam menyampaikan pendapat.
“TNI tidak pernah dan tidak akan melakukan tindakan-tindakan intimidatif terhadap warga yang menjalankan hak konstitusionalnya dalam menyampaikan pendapat,” ujar Kristomei dalam keterangan pers, Senin (26/5/2025).
Kristomei menilai tuduhan tanpa bukti sah berpotensi menyesatkan opini publik serta membangun citra keliru bahwa pemerintah dan TNI bersikap militeristik dan anti-demokrasi.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga situasi nasional tetap kondusif dengan mengedepankan dialog dan komunikasi yang bermartabat.
“Demokrasi akan tumbuh sehat apabila dijaga bersama dengan sikap saling menghormati, menjunjung tinggi hukum, dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar,” tambahnya.
TNI, lanjut Kristomei, tetap berkomitmen mendukung kebebasan berpendapat serta menolak segala bentuk intimidasi terhadap individu atau kelompok yang menyuarakan pendapat secara damai dan sah.
“TNI memegang teguh prinsip netralitas dan tidak akan pernah terlibat dalam upaya membungkam suara publik,” tegasnya.
Terkait tudingan intimidasi terhadap penulis opini, TNI meminta masyarakat yang mengalami ancaman serupa untuk segera melapor kepada pihak Kepolisian sebagai institusi yang berwenang menindaklanjuti secara hukum.
Dugaan Intimidasi Terhadap Penulis
Kasus ini mencuat setelah seorang penulis kolom di Detikcom mengaku mengalami kekerasan fisik usai opininya terbit. Dewan Pers menyampaikan telah menerima laporan dari penulis yang merasa diintimidasi.
Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Abdul Manan, menjelaskan bahwa pelapor mengaku menjadi korban kekerasan pada hari yang sama saat opininya tayang.
“Hari itu, sekitar pukul 9 pagi, dia dihampiri dua orang pengendara motor yang mendorongnya hingga terjatuh. Kemudian, pada siang harinya, ia kembali ditendang saat membeli makan siang di Cipondoh,” ungkap Abdul, Sabtu (24/5/2025) dikutip dari Kompas.com .
Menurut Abdul, pelapor kemudian meminta agar Detikcom mencabut tulisan tersebut demi keselamatannya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penyelidikan kasus dugaan intimidasi tersebut.
(Red)