Jakarta, ebcmedia – Pemerintah memastikan tidak lagi membatasi kuota impor sapi hidup guna memperkuat ketahanan pangan nasional serta menjamin pasokan daging dan susu. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyebut kebijakan ini diambil agar industri peternakan semakin berkembang dan kebutuhan konsumsi masyarakat dapat terpenuhi.
“Ya sekarang kan kita buka lebar. Impor sapi yang hidup, impor sapi yang hidup baik untuk potong, penggemukan maupun untuk susu. Sekarang kan bebas, kita bebaskan,” ujar Zulhas saat menghadiri peringatan Hari Susu Nusantara 2025 di Jakarta, Minggu (15/06/2025).
Zulhas menjelaskan bahwa dengan dihapusnya kuota, pelaku usaha kini leluasa mendatangkan sapi hidup untuk berbagai keperluan, mulai dari pemotongan, penggemukan, hingga produksi susu. Kebijakan ini diharapkan mampu memperkuat rantai pasok industri pengolahan susu nasional serta meningkatkan produksi dan kualitas pasokan susu dalam negeri.
“Nggak ada kuota-kuota lagi, nggak ada. Jadi sapi hidup, apakah untuk digemukkan, apakah untuk susu. Sekarang nggak ada kuota, bebas, bebas,” tambahnya.
Usai menyampaikan pernyataan tersebut, Zulhas tidak memaparkan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan kebijakan dan langsung meninggalkan lokasi.
Sementara itu, sebelumnya Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa Indonesia menargetkan impor 2 juta sapi hidup hingga tahun 2029. Impor tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu dalam negeri.
“Kita target 5 tahun ini untuk susu 1,2 juta (sapi), kemudian untuk daging 800 ribu lebih. Jadi totalnya 2 juta selama 5 tahun,” ucap Sudaryono di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Untuk tahun ini, menurut Sudaryono, Indonesia menargetkan impor sekitar 250 ribu sapi guna memenuhi permintaan daging dan susu di dalam negeri.
(Red)