Jakarta, ebcmedia – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta kini tengah mematangkan rancangan peraturan daerah (perda) yang mengatur pelarangan penggunaan ondel-ondel sebagai sarana mengamen. Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga marwah ondel-ondel sebagai simbol budaya Betawi. Pemprov berencana menertibkan praktik ngamen yang melibatkan ondel-ondel secara bertahap.
“Ya pokoknya akan kita pelan-pelan tertibkan,” ujar Gubernur Jakarta, Pramono Anung, ketika ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Minggu (15/6/2025).
Pramono menjelaskan, saat ini pihaknya masih merumuskan waktu pemberlakuan resmi aturan tersebut. Menurutnya, ondel-ondel seharusnya hanya tampil dalam acara resmi dan budaya, bukan untuk kegiatan mengamen.
“Kami sedang menggodok untuk itu. Saya akan mengeluarkan pergub bahwa ondel-ondel sebagai salah satu budaya utama Betawi, sebagaimana Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 memang hanya akan diperbolehkan untuk acara-acara yang bukan untuk ngamen,” jelasnya.
Senada dengan Pramono, Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, menuturkan pihaknya sedang menyiapkan perda yang akan mengatur larangan penggunaan ondel-ondel untuk mengamen. Rano berharap regulasi ini dapat diterbitkan sebelum Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta pada 22 Juni 2025.
“Sedang (disusun). Ini sebetulnya masuk ke dalam perda yang sedang kita susun, Lembaga Adat Masyarakat Betawi. Nah, inilah yang sedang kita susun perdanya karena itu komponen daripada artifisialnya, misalnya lenong, kemudian samrah, kemudian termasuk ondel-ondel,” kata Rano seusai mengikuti kegiatan car free day di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (8/6/2025).
Rano menambahkan bahwa gagasan tersebut mendapat respons positif dari para tokoh Betawi. Menurutnya, keberadaan perda ini nantinya juga menjadi bagian dari upaya melestarikan budaya Betawi secara menyeluruh.
“Sedang disusun, sedang disusun. Mudah-mudahan sih sebelum ulang tahun ya,” ucapnya berharap.
(Red)
