Tangerang, ebcmedia – Setelah dua pekan menghadiri Konvensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Genewa, Swiss, delegasi ketua umum serikat pekerja tiba kembali di Tanah Air pada Senin (16/6/2025). Ketua delegasi, Muhamad Jumhur Hidayat, menyebutkan bahwa berbagai poin penting yang menjadi perjuangan buruh Indonesia berhasil mendapat persetujuan dalam konvensi tersebut.
“Dari ILO di Genewa kita lebih 40 orang kaum buruh di sana semua poin poin yang kita aspirasi dan perjuangkan di dalam negeri untuk dunia mendapat persetujuan dan dikabulkan pada konfederasi ILO. Yang pertama Alhamdulillah plafon tenaga kerja digital yang kontribusi sangat besar seluruh buruh di dunia mengusulkan menjadi pekerja tetap, tapi kalau ada yang mau fleksibel sebagai pekerja sambilan silakan tapi jangan sampai seperti yang dieksploitasi,” ujar Jumhur di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Jumhur menambahkan, usulan terkait tenaga kerja digital disepakati menjadi konvensi ILO tahun depan, dan akan dikembangkan lebih lanjut selama tahun ini. Selain itu, ia menyoroti keberhasilan terkait pekerja maritim.
“Kalau pekerja laut terdampar di luar negara siapa yang bertanggung jawab? Asuransi sosialnya berlaku atau tidak itu yang jadi masalah. Sekarang ada kesempatan mereka yang mendarat boleh jalan-jalan tidak perlu visa yang ribet lagi dan mereka yang bermasalah ada perlindungan yang berlaku di manapun dan mereka yang terdampar harus dipulangkan, seluruh dunia sudah menyetujui,” jelasnya.
Isu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga mendapat perhatian.
“Kemarin sudah dirinci dan Alhamdulillah kualitas K3 dampak-dampak biologis pada manusia sudah di-cover, jadi perlindungan sudah sampai ke sana,” lanjut Jumhur.
Selain itu, Jumhur menyebut dunia kini sepakat agar tenaga kerja informal diakui negara dan diberikan perlindungan dasar.
“Saya rasa juga di Indonesia walaupun tenaga kerja normatif semakin berkurang,” tambahnya.
Sementara itu, Majelis Penasihat Organisasi KSBSI, Rekson Silaban, turut menyampaikan apresiasinya terhadap capaian di konvensi tersebut.
“Perjuangan yang kita sampaikan pada konvensi Genewa sangat luar biasa untuk para pekerja platform online. Saya juga mengapresiasi kepada pemerintah Indonesia melalui Menteri Tenaga Kerja yang awalnya tidak memperhatikan pekerja online ini sekarang mendapatkan perhatian. Alhamdulillah dibuktikan dengan voting pemerintah juga mendukung agar pekerja digital diskusikan sebagai pekerja,” kata Rekson.
Rekson menyebut keputusan ini sebagai tonggak sejarah baru di Indonesia. “Ini akan jadi tonggak sejarah di Indonesia dan kita siap berunding kalau pekerja sebagai mitra negara yang menolak keras malah melindungi para pekerja. Dengan status pekerja, teman-teman pengemudi ojol akan dilindungi dengan undang-undang tenaga kerja, memiliki hak menyampaikan pendapat, hak mendapatkan kemerdekaan, hak untuk K3, hak jaminan kerja, hak berunding, hak untuk mengurus kompetensi, keterbukaan pada algoritma, jadi ini prestasi terbesar oleh gerakan buruh, delegasi ini akan terus dikenang,” tegasnya.
Selain perjuangan untuk buruh, delegasi juga menyuarakan dukungan terhadap Palestina. “Di ILO bukan hanya bicara soal buruh tapi kami juga bicara soal Palestina, dan dunia pun mengakui keberadaan Palestina, kami bangga dan tentunya sangat bersyukur,” pungkas Jumhur.
(RA)