Jakarta Siap Olah 55 Juta Ton Sampah Bantar Gebang Jadi Sumber Energi, Pramono Sebut sebagai “Harta Karun Baru”

oleh
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyebut bahwa tumpukan sampah di TPST Bantar Gebang, Bekasi, kini bukan sekadar limbah, melainkan sebuah potensi besar yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Dalam Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama (MPU) 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (17/6/2025), Pramono mengungkapkan bahwa sebanyak 55 juta ton sampah yang ada bisa diolah menjadi listrik melalui teknologi pembangkit tenaga sampah.

“Karena teknologi sekarang ini sudah diketemukan, baik oleh China, Eropa, Jepang. Ini bukan teknologi yang terlalu sulit lagi, yaitu apa yang disebut dengan insenerator atau pembangkit listrik tenaga sampah,” kata Pramono.

Pramono menilai peluang ini dapat diperkuat dengan kolaborasi bersama daerah lain. Pemprov DKI, ujarnya, membuka kesempatan kerja sama dengan 10 provinsi anggota Forum MPU untuk mengelola sampah secara modern. Saat ini, sampah yang dihasilkan Jakarta mencapai sekitar 7.700 ton setiap hari, sementara gunungan sampah di Bantar Gebang terus bertambah hingga puluhan juta ton.

Untuk mengatasi persoalan ini sekaligus memanfaatkan peluangnya, Pemprov Jakarta berencana mendirikan empat hingga lima Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto. Pramono menyebut, cadangan sampah di Bantar Gebang bisa menopang operasional PLTSA selama 25 hingga 28 tahun, dan tumpukan sampahnya pun kemungkinan besar belum akan habis dalam kurun waktu tersebut.

“Sehingga dengan demikian urusan sampah ini saya lebih untuk membuka diri,” imbuh Pramono, seraya menyebut bahwa dirinya kerap menerima kunjungan dari berbagai pihak yang ingin membahas solusi persampahan. Menurutnya, teknologi pengelolaan sampah kini semakin praktis, bahkan banyak pihak yang datang mengaku mendapat arahan langsung dari Presiden.

Pramono menegaskan bahwa pengelolaan sampah harus dilihat sebagai peluang ekonomi yang strategis, bukan sekadar beban daerah.

“Untuk itu kami membuka diri bisa bekerjasama dengan semua provinsi yang ada untuk urusan persampahan ini. Ini akan menjadi harta karun baru,” ujarnya.

(Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.