Jakarta, ebcmedia – Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan ajakan terbuka kepada berbagai institusi, baik pemerintah, swasta, maupun akademisi, untuk berkolaborasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia. Dalam keynote speechnya di Kagama Leaders Forum (KLF) #2, Kamis (17/7), Amran menegaskan bahwa Kementerian Pertanian siap menjadi motor penggerak ekosistem pertanian nasional yang inklusif dan lintas sektor.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Kita butuh sinergi. Kementerian Pertanian sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa pun, termasuk KAGAMA dan UGM. Ini saatnya kita satukan kekuatan bangsa,” tegas Amran di hadapan peserta forum di Gedung SLN, Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta.
Kagama Leaders Forum (KLF) kali ini mengangkat tema “Daulat Pangan: Tangguh di Tengah Disrupsi Geopolitik dan Perang Dagang,” menyoroti krisis global yang mengancam rantai pasok pangan dan pentingnya kolaborasi nasional dalam menjawab tantangan tersebut.
UGM dan KAGAMA Diminta Turun Gunung
Amran secara khusus menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi riset perguruan tinggi, seperti UGM dan IPB, dalam pengembangan bibit unggul dan teknologi pertanian. Ia mendorong alumni dan sivitas akademika UGM melalui KAGAMA untuk turut serta dalam membangun industri pertanian berbasis desa.
“Kalau alumni UGM saja bisa kumpulkan Rp1 triliun, kita bisa bangun puluhan pabrik kelapa rakyat di daerah. Ini bukan hanya soal pangan, ini soal ekonomi desa yang bangkit,” ujar Amran.
Ia juga menyoroti pentingnya hilirisasi hasil pertanian dan penguatan industrialisasi berbasis kerakyatan sebagai bagian dari visi besar membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan mandiri.
Amran melihat bahwa hari ini kolaborasi bukan pilihan, tapi kebutuhan. Menurut Amran, pendekatan parsial dalam sektor pertanian telah terbukti tidak efektif. Saatnya, kata dia, semua pemangku kepentingan bersatu membangun ketahanan pangan jangka panjang, dengan kontribusi nyata, bukan sekadar retorika.
“Di akhirat nanti tidak ada IPB, tidak ada KAGAMA, tidak ada jabatan. Yang ada adalah amal kita. Mari kita ambil bagian dalam sejarah ini—untuk bangsa, untuk generasi mendatang,” pungkasnya. (fath)