Jakarta, ebcmedia.id – Ketua DPR RI Puan Maharani menerima perwakilan massa buruh yang menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senin (22/9/2025). Dalam pertemuan itu, Puan mendengarkan langsung curahan hati para buruh terkait kerusuhan yang sempat terjadi pada aksi anarkis akhir Agustus lalu.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, menyebut sekitar 10 ribu buruh turun ke jalan dalam aksi kali ini. Ia menegaskan rencana tersebut disusun terbatas agar tak ada pihak yang mencoba menyusup.
“Hal ini dilakukan agar tidak ada pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang mencoba melakukan penyusupan,” kata Andi Gani.
Para buruh membawa lima tuntutan utama, mulai dari dukungan terhadap Polri dalam menegakkan hukum, mendorong pengesahan RUU Ketenagakerjaan, menolak kebijakan upah murah, menolak sistem outsourcing, hingga menegakkan supremasi sipil.
Andi Gani menegaskan pihaknya mendukung Polri tetap profesional dan tidak terintervensi dalam urusan internal.
“Karena soal pimpinan Polri merupakan hak prerogatif presiden yang tidak boleh diintervensi siapa pun,” ujarnya.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menambahkan, konfederasi buruh mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami mendukung pemerintahan Prabowo Subianto untuk terus melaksanakan program-program yang berpihak kepada rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Puan yang hadir bersama sejumlah anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, antara lain Utut Adianto dan Charles Honoris, mendengarkan aspirasi para buruh di Ruang Abdul Muis. Dalam forum itu, Andi Gani menyinggung pentingnya DPR tetap menjadi lembaga yang terbuka bagi rakyat.
“Akhir-akhir ini luar biasa, kerusuhan, anarkisme, dan selama buruh turun tidak pernah ada pembakaran terjadi,” ucapnya.
“Yang kedua, kami mendukung DPR RI menjadi rumah rakyat, jangan pernah takut atas intimidasi, kami akan dukung terus,” tambah Andi.
Menanggapi hal itu, Puan menegaskan DPR menghormati kebebasan berpendapat, namun meminta aspirasi disampaikan secara tertib.
“Apa yang disampaikan akan menjadi perhatian kami. Bahwa aspirasi silakan disampaikan, namun tindakan atau aktivitas yang kemudian disampaikan jangan sampai kemudian dilakukan secara anarkis yang merugikan masyarakat,” kata Puan.
Ia juga mengingatkan pentingnya gotong royong dalam membangun bangsa.
“Kita semua harus selalu bermawas diri. Kita semua harus selalu gotong royong dalam membangun bangsa dan negara. Jangan sampai insiden yang kemarin terjadi, itu terulang lagi,” ujar politikus PDIP tersebut.
Puan menutup pertemuan dengan komitmen bahwa DPR akan melibatkan publik dalam pembahasan legislasi, termasuk soal RUU Ketenagakerjaan.
“Terkait UU Ketenagakerjaan, kami akan berupaya dan berjuang untuk menghadirkan regulasi yang diharapkan bapak-bapak hari ini. Adalah regulasi yang komprehensif, adil, adaptif, dan tentu saja menyeimbangkan perlindungan pekerja dengan kepastian usaha,” tegas Puan.
(Red)







