Asia Tenggara Bentuk Jaringan Kolaboratif untuk Percepat Transisi Energi Bersih

oleh
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia.id – Asia Tenggara tengah memasuki fase penting dalam membangun sistem energi yang lebih andal, terjangkau, dan berkelanjutan. Di tengah tantangan ketergantungan pada bahan bakar fosil yang masih mendominasi lebih dari 80% kebutuhan energi kawasan, muncul kesadaran bahwa upaya transisi energi tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.

Menyadari hal itu, Institute for Essential Services Reform (IESR) Indonesia bersama sejumlah mitra regional meluncurkan Southeast Asia Energy Transition Collaborative Network (SETC). Jaringan ini bertujuan memperkuat kerja sama lintas negara dalam mempercepat dekarbonisasi sekaligus memastikan keamanan energi jangka panjang.

“SETC hadir untuk mengubah fragmentasi menjadi solidaritas. Dengan menyatukan pengalaman lembaga-lembaga di kawasan, kita bisa memperkuat kerja sama regional, mempercepat dekarbonisasi, dan memastikan suara Asia Tenggara terdengar di tingkat global,” ujar Marlistya Citraningrum, Pejabat Sementara Kepala Sekretariat SETC sekaligus Manajer Program IESR.

SETC dibentuk secara resmi pada Pertemuan Strategis pertama di Bali pada Agustus 2024. Jaringan ini menghubungkan lembaga riset, universitas, dan organisasi masyarakat sipil dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, hingga Kamboja dan Laos. Mereka akan fokus pada penelitian bersama, rekomendasi kebijakan, advokasi, serta strategi komunikasi yang terintegrasi.

“Transisi energi bukan semata soal teknologi, tetapi juga membangun kepercayaan dan ketergantungan antarnegara. Melalui SETC, kami memberikan ruang bagi lembaga pemikir dan masyarakat sipil untuk melengkapi tindakan pemerintah dengan bukti dan strategi yang lebih inklusif,” tambah Marlistya.

Hal senada diungkapkan Natharoun Ngo Son, Direktur Regional EnergyLab Asia.

“Kami percaya pemahaman konteks lokal yang dipadukan dengan kemampuan bekerja sama dengan pemerintah akan mempercepat transformasi. Menggabungkan kekuatan adalah satu-satunya cara menghadapi kompleksitas transisi energi,” katanya.

Sejak berdiri, SETC telah menjalin komunikasi dengan kepemimpinan ASEAN, termasuk Malaysia dan Filipina, untuk mendorong inisiatif energi bersih regional seperti ASEAN Power Grid (APG) dan Southeast Asia Energy Transition Initiative (SEA-ETI).

Dengan kolaborasi ini, Asia Tenggara diharapkan tidak hanya menjadi pengikut dalam perlombaan global menuju net zero, melainkan turut menjadi pemimpin yang membawa strategi, inovasi, dan komitmen kolektif menuju masa depan energi berkelanjutan.

(Dhii)

No More Posts Available.

No more pages to load.