Jakarta, ebcmedia.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tidak gentar meski sejumlah pihak memprotes langkah inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukannya ke beberapa bank pelat merah. Ia menilai tindakan tersebut penting untuk memastikan penggunaan dana pemerintah berjalan optimal.
Menurut Purbaya, ada pihak yang menilai seorang menteri keuangan tidak memiliki wewenang melakukan sidak ke bank. Namun, ia menolak mundur dan memastikan akan terus turun langsung ke lapangan.
“Ada yang protes, katanya (sidak) itu bukan hak saya, tapi saya kan pengawas Danantara,” ujar Purbaya di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta Selatan, dikutip dari Antara, Selasa (14/10/2025).
Sidak berikutnya, kata dia, akan dilakukan ke PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bersama pejabat dari Danantara. Tujuannya untuk meninjau langsung progres penyerapan dana pemerintah sebesar Rp25 triliun yang dititipkan ke bank tersebut. Ia juga berencana berdiskusi langsung dengan Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu.
“Ke bank-nya saya gak sendiri, tapi dengan Danantara. Jadi, Danantara yang bawa saya ke sana (BTN),” ucapnya.
Hingga saat ini, BTN baru menyalurkan sekitar Rp10,5 triliun atau 42 persen dari total dana penempatan pemerintah. Karena itu, Purbaya memberi peringatan agar penyerapan dana dipercepat, bahkan tak segan memindahkan sisa Rp15 triliun jika tidak segera terserap.
“Dirut BTN (Nixon) bilang akan percepat yang (sisa) Rp15 triliun itu. Kalau dia enggak bisa serap, kami akan pindahkan dalam waktu dekat,” tegasnya.
Sementara itu, Nixon menyebut penyerapan dana pemerintah masih berjalan bertahap karena sebagian besar portofolio BTN merupakan pembiayaan sektor perumahan, terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Ia optimistis seluruh dana dapat terserap penuh pada November 2025 mendatang.
Purbaya sebelumnya juga telah melakukan sidak ke Menara BNI Pejompongan pada 29 September dan ke Mandiri Club Jakarta Selatan pada 6 Oktober. Masih tersisa tiga bank BUMN lain yang belum dikunjungi, yakni BTN, BRI, dan BSI.
Meski banyak kritik yang dialamatkan kepadanya, Purbaya menegaskan dirinya hanya menjalankan fungsi pengawasan sebagai Dewan Pengawas Danantara.
“Saya selalu dengan Danantara. Danantara yang ajak saya ke sana (sidak bank-bank BUMN). Saya Dewan Pengawas Danantara,” jelasnya.
“Saya kan pengawas Danantara dan kebetulan uang saya (Rp200 triliun) digelontorkan di situ (bank BUMN). Saya pengin tahu impact-nya seperti apa, jadi pengin tahu saja. Makanya, saya gak pernah jalan sendiri, kan? Selalu ada orang Danantara di situ. Jadi, yang sidak sebenarnya dari Danantara, saya ikutan,” tutupnya.
(Ra)