Jakarta Utara Canangkan Gerakan “Bebas Stunting” Lewat Program 1.000 HPK

oleh
oleh
Foto: Ketua FKPPI Iwan Irs (kiri) dan Datuk Dhian Aulia Ketua Ikatan Keluarga Minangkabau Jakarta Utara (kanan). Dhii
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia.id – Pemerintah Kota Jakarta Utara menggelar kegiatan bertajuk “Jakarta Utara Bebas Stunting: Program 1.000 Hari Pertama Kehidupan” di RPTRA Rassela, Jumat (24/10/2025). Acara ini bertujuan pada peningkatan gizi dan kesehatan ibu hamil serta anak-anak dalam upaya menekan angka stunting yang masih tinggi di wilayah tersebut.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Datuk Dhian Aulia Ketua Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Jakarta Utara, Ketua FKPPI Iwan Irs, serta sejumlah tokoh masyarakat dan warga setempat.

Foto: Acara kegiatan “Jakarta Utara Bebas Stunting”. (Dhii)

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, Jakarta Utara mencatat prevalensi stunting tertinggi di DKI Jakarta, yakni sebesar 19,7 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding wilayah lain seperti Jakarta Pusat (19,1%), Kepulauan Seribu (18,6%), Jakarta Barat (17,1%), Jakarta Timur (16,8%), dan Jakarta Selatan (16,6%).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menindaklanjuti rekomendasi DPRD untuk mempercepat penurunan angka stunting, termasuk melalui kerja sama dengan Balai Besar POM di Jakarta yang menandatangani komitmen bersama pada tahun 2024.

Kritik untuk CSR dan Minimnya Lapangan Kerja

Dalam sambutannya, Ketua IKM Jakarta Utara menyoroti tingginya angka stunting di wilayah yang justru banyak terdapat perusahaan besar. Ia menilai, program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) belum tepat sasaran dan minimnya lapangan kerja bagi masyarakat produktif menjadi salah satu akar persoalan.

“Miris, di Jakarta Utara ini banyak perusahaan raksasa, tapi CSR-nya tidak tepat sasaran. Banyak warga usia produktif yang menganggur, akhirnya berdampak pada meningkatnya angka stunting,” ujar Datuk Dhian Aulia dalam pidatonya.

Ia menambahkan, program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah perlu diperluas agar masyarakat kecil dapat merasakan langsung manfaatnya.

“Saya rasa sudah saatnya pemerintah dengan program makan bergizi gratis, kalau perlu bahasanya diganti jadi ‘besok pasti makan’. Karena hidup tenang kalau perut kenyang,” ujarnya disambut tepuk tangan warga.

Menurut data yang ia paparkan, dari total 1,8 juta penduduk Jakarta Utara, terdapat sekitar 358 ribu orang miskin dan rawan pangan.

“Kalau perut lapar terus, sampai kapan kita bisa berharap besar?” tambahnya.

Stunting Itu Karena Lapar dan Tidak Berdaya

Datuk Dhian Aulia juga menyoroti persoalan ekonomi sebagai akar utama stunting. Ia menegaskan, stunting bukan hanya soal gizi, tetapi juga soal ketidakberdayaan ekonomi masyarakat.

“Kita bicara stunting, tapi apakah kita tahu seperti apa rasanya lapar? Stunting terjadi karena mereka tidak punya kemampuan apa-apa, hanya bisa pasrah. Celakanya, kelaparan terjadi di sekitar perusahaan besar. Masa iya di lingkungan perusahaan besar ada tetangga kelaparan?” ujarnya tegas.

Datuk Dhian berharap kegiatan ini menjadi awal dari gerakan nyata dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat Jakarta Utara.

“Saya berharap ini bukan hanya orasi, tapi bukti nyata. Bangsa ini perlu uluran tangan kita semua tanpa melihat golongan. Kalau bukan kita yang mulai, siapa lagi?” katanya.

FKPPI Dukung Gerakan Berkelanjutan

Sementara itu, Ketua FKPPI Jakarta Utara, Iwan Irs, menyambut baik kegiatan tersebut yang sekaligus menjadi pembuka rangkaian peringatan Sumpah Pemuda. Ia berharap program ini tidak berhenti sebagai seremoni semata.

“Kami berharap, pertama, Jakarta Utara benar-benar bebas stunting. Kedua, anak-anak kita tumbuh sehat dan menjadi generasi penerus bangsa di tahun emas 2045,” ujar Iwan.

“Kami ingin kegiatan ini terus berlanjut, tidak hanya simbolis, tapi berkesinambungan melalui kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat,” tambahnya.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, FKPPI juga akan melaksanakan penanaman pohon di Danau Cincin, Papanggo Jakarta Utara, pada 27 Oktober 2025, serta upacara Sumpah Pemuda bersama Pemerintah Kota Jakarta Utara pada 28 Oktober 2025. Acara itu akan dilengkapi dengan kirab kebangsaan dan talkshow tentang kepemudaan.

Harapan Bersama

Kegiatan “Jakarta Utara Bebas Stunting” menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor. Melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, diharapkan Jakarta Utara dapat keluar dari status wilayah dengan angka stunting tertinggi di ibu kota.

“Kita ingin generasi yang sehat, cerdas, dan sejahtera. Karena stunting bukan sekadar masalah gizi, tapi masa depan bangsa,” pungkas Iwan.

(Dhii)

No More Posts Available.

No more pages to load.