Banten, ebcmedia.id – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa kawasan Banten telah memiliki peradaban yang maju dan modern jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara. Hal tersebut tercermin dari keberadaan berbagai bangunan bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh di kawasan Banten Lama.
“Kita melihat di Banten ini sudah ada peradaban yang cukup maju, ditandai dengan sejumlah bangunan yang kini menjadi cagar budaya,” ujar Fadli Zon saat meresmikan monumen penanda jalur masuk Cornelis de Houtman di kawasan Banten Lama, Kota Serang, seperti dikutip dari Antara, Minggu (27/10/2025).
Fadli menjelaskan, infrastruktur penting seperti Masjid Banten Lama dan Keraton Surosowan telah berdiri jauh sebelum kedatangan bangsa Belanda.
“Masjid Banten Lama sudah berdiri jauh sebelum Cornelis de Houtman datang, dari tahun 1527. Begitu juga Keraton Surosowan dan benteng zigzag yang sudah ada sejak masa itu,” katanya.
Menurut Fadli, peresmian monumen tersebut menjadi bagian dari upaya merekonstruksi sejarah sekaligus menegaskan peran penting Banten sebagai pelabuhan internasional di masa lalu.
“Kita ingin menunjukkan bahwa Banten pernah menjadi pelabuhan besar perdagangan dunia, tempat terjadinya akulturasi budaya yang dinamis,” ujarnya.
Ia juga menyinggung fakta sejarah bahwa kantor pertama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan di Banten pada tahun 1603, sebelum akhirnya dipindahkan ke Batavia.
“Jadi, kita menandai bahwa Banten ini adalah pelabuhan besar perdagangan ketika itu,” katanya.
Lebih lanjut, Fadli mendorong agar sejarah besar Banten tidak hanya diabadikan melalui monumen, tetapi juga dihidupkan lewat pemugaran situs bersejarah.
“Bayangan saya, harus pugar kembali Keraton Surosowan dan Kaibon. Jadi tidak dibiarkan begitu saja, tapi diaktivasi menjadi pusat budaya dan sejarah,” tegasnya.
Ia berharap langkah tersebut dapat menjadikan Banten Lama sebagai destinasi unggulan wisata budaya dan edukasi. “Kita perlu menghidupkan ekosistem budaya di Banten agar menjadi pembelajaran bagi masyarakat, sekaligus mendorong ekonomi budaya yang menggerakkan masyarakat sekitar,” tutur Fadli.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII juga menggelar kegiatan Sasaka Cibanten bertema “Naritis Cai, Mapag Kabantenan”, yang digelar di Benteng Speelwijk, Keraton Kaibon, dan Vihara Avalokitesvara, Banten Lama.
Fadli turut menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. “Selain merayakan keberagaman budaya di Banten Lama, kita juga menandai jalur sejarah penting kedatangan Cornelis de Houtman ke Nusantara,” ungkapnya.
Ia menambahkan, upaya pelestarian sejarah juga diperkuat dengan pembangunan museum di dekat Keraton Surosowan yang menampilkan beragam artefak peninggalan sejarah Banten. “Penjelasan-penjelasan seperti ini akan memperkaya situs-situs dan destinasi budaya yang ada di Serang dan Banten secara umum,” pungkas Fadli Zon.
(Red)







