Serang, ebcmedia.id – Sebanyak 2.200 pekerja pabrik sepatu PT Victory Chingluh Indonesia di Tangerang, Banten, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Oktober 2025. Pabrik yang menjadi pemasok merek sepatu global Nike itu kembali melakukan pengurangan karyawan setelah sebelumnya memberhentikan sekitar 2.000 pekerja pada akhir 2024 hingga awal 2025.
Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah, mengaku belum menerima laporan resmi terkait PHK massal tersebut. Meski demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan segera melakukan evaluasi dan memastikan hak-hak para pekerja tetap dipenuhi.
“Saya belum mengetahui (PHK) itu. Tapi kalau benar, kita akan evaluasi. Kasihan masyarakat,” ujar Dimyati di Gedung Negara Banten, Senin (3/11/2025).
Dimyati mengaku khawatir lonjakan PHK di sektor industri akan memperburuk tingkat pengangguran di Banten. Ia menyebut pemerintah provinsi tengah berfokus menekan angka pengangguran yang masih tinggi, di tengah upaya memperbaiki iklim investasi.
“Kami khawatir jumlah pengangguran akan bertambah, apalagi Banten merupakan daerah industri. Hilangnya lapangan kerja bisa menimbulkan gejolak,” tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dimyati menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten untuk meninjau langsung ke pabrik dan memastikan proses PHK berjalan sesuai aturan ketenagakerjaan.
Ia juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara perlindungan pekerja dan keberlanjutan usaha.
“Pemerintah tidak boleh memberatkan, justru harus membantu dan mengadvokasi dunia usaha agar bisa bertahan dan berkembang,” tegasnya.
PT Victory Chingluh diketahui merupakan perusahaan asal Taiwan yang memproduksi sepatu olahraga untuk sejumlah merek global. Lonjakan PHK di perusahaan tersebut disebut-sebut dipengaruhi oleh menurunnya permintaan pasar ekspor.
(Ra)

											




