Jakarta, ebcmedia.id – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa persoalan utama yang menghambat pembangunan di Jakarta Utara bukan terletak pada potensi wilayah, melainkan pada kurangnya kekompakan antar pemangku kepentingan. Hal itu disampaikan Pramono saat menghadiri perayaan 12th Anniversary Jakarta Utara Rumah Kita di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Sabtu (15/11/2025).
“Apa yang menjadi kelebihannya banyak sekali. Apa yang menjadi kekurangannya? Enggak akur. Banyak jagoan di Jakarta Utara ini. Saya yakin kalau semuanya akur, membangun bersama-sama,” ujar Pramono dalam sambutannya.
Menurut Pramono, Jakarta Utara memiliki banyak tokoh kuat di berbagai bidang, namun kekuatan tersebut harus diarahkan untuk membangun, bukan saling bersaing.
“Yang jagoan ya jagoan, enggak apa-apa tetap jadi jagoan, tetapi untuk memajukan Jakarta Utara, semuanya harus bersama-sama,” tegasnya.
Harapan Kota yang Aman dan Nyaman
Pramono menyampaikan harapannya agar Jakarta Utara menjadi kota yang aman, nyaman, dan membahagiakan warganya. Ia meminta Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat, tokoh masyarakat, serta tokoh agama untuk mengambil peran dalam merajut kembali persatuan.
Ia menilai, secara ekonomi, Jakarta Utara menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan.
“Kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi, perkembangan, dan sebagainya, sebenarnya Jakarta Utara ini termasuk provinsi atau kota di Provinsi DKI Jakarta yang perkembangannya relatif baik,” tuturnya.
Pramono menyebut pembangunan yang telah disepakati dalam RPJMD menjadi fondasi penting untuk membawa Jakarta Utara ke arah yang lebih maju.
“Saya sungguh sangat menaruh harapan, mudah-mudahan hal yang kita rencanakan untuk pembangunan di Jakarta Utara, bisa diwujudkan,” lanjutnya.
Akan Ada Infrastruktur Baru di Ancol dan JIS
Pramono juga mengungkapkan akan ada proyek pembangunan baru di kawasan Ancol dan Jakarta International Stadium (JIS), termasuk bekerja sama dengan mitra dari luar negeri.
“Nanti ada beberapa pembangunan yang akan kita buat di sana, ini beberapa juga bantuan dari luar negeri,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa komunikasi antarpihak harus dijaga agar masalah seperti kemacetan parah akibat ego sektoral tidak terulang kembali.
“Saya tidak mau terulang kembali. Kami akan komunikasikan secara terus-menerus dan terbuka,” ungkapnya.
(Ra)







