Sinema Indonesia Perkuat Diplomasi Budaya di Cannes Film Festival 2025

oleh
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Delegasi Indonesia melanjutkan langkah strategisnya dalam diplomasi budaya di ajang Cannes Film Festival 2025 melalui sejumlah pertemuan penting dan kegiatan promosi yang memperkuat posisi Indonesia di panggung sinema global.

Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha, menghadiri forum CNC x EFAD Talks in AFAN Roundtable, yang mempertemukan pemangku kebijakan dari Asia dan Eropa. Dalam forum ini, dibahas kolaborasi lintas kawasan, keberlanjutan industri film, hingga mobilitas talenta kreatif.

Usai forum, Giring juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Centre National du Cinéma (CNC) serta perwakilan dari Filipina, Thailand, dan Vietnam. Dalam pertemuan tersebut, dibahas peluang ko-produksi dan distribusi film lintas negara.

“Indonesia diakui sebagai leading country di Asia Tenggara dalam industri film, berdasarkan capaian jumlah penonton dan kualitas produksi nasional,” ungkap Giring.

Rencana kerja sama jangka panjang dengan CNC juga tengah disusun, mencakup pertukaran praktik terbaik, kolaborasi produksi, restorasi arsip film, serta program pendidikan dan peningkatan partisipasi internasional. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dijadwalkan pada Desember 2025 di JAFF Market.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, turut hadir di Cannes dan mengunjungi Paviliun Jakarta Indonesia di Marche du Film. Kunjungannya menegaskan dukungan DKI terhadap perfilman nasional, sekaligus bagian dari kampanye “Jakarta Kota Sinema” yang akan diluncurkan menjelang peringatan 500 tahun Jakarta pada 2027.

“Kami juga tengah menyiapkan pembentukan Jakarta Film Commission untuk mendukung industri kreatif,” ujarnya.

Salah satu sorotan utama paviliun Indonesia adalah sesi Showcase Indonesian IP in Marche du Film, yang menampilkan adaptasi komik seperti Bandits of Batavia, Locust, dan Jitu, serta film seperti Pangku, Jumbo, dan Sleep No More. Showcase ini menunjukkan kesiapan Indonesia bersaing di pasar global.

Sementara itu, Indonesia juga berpartisipasi aktif dalam forum AFAN Talks, dengan produser Meiske Taurisia sebagai moderator dan Mia A. Santosa dari Visinema sebagai pembicara. Mereka menekankan pentingnya kolaborasi kebijakan Asia-Eropa dalam pendanaan, distribusi, dan pertukaran talenta film.

“Visinema berkomitmen menjadi game changer dalam menghadirkan tontonan berkualitas dari Asia ke dunia,” kata Mia.

Dalam program lainnya, produser Yulia Evina Bhara terpilih sebagai juri Semaine de La Critique (Critics Week) bersama nama-nama internasional seperti Daniel Kaluuya dan Rodrigo Sorogoyen.

“Kami telah mulai menonton film kompetisi dan akan memutuskan penghargaan dalam waktu dekat,” ungkapnya.

Keikutsertaan Indonesia di Cannes tahun ini tidak hanya memperluas jejaring internasional, tapi juga membuka peluang kerja sama strategis yang berdampak nyata bagi penguatan ekosistem perfilman nasional.

(Dhii)

No More Posts Available.

No more pages to load.