Jakarta, ebcmedia – Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) merespon sejumlah aksi kekerasan yang selama ini terjadi di wilayah Papua.
Peristiwa kekerasan yang seakan tak pernah berhenti di Papua, mendorong Kementerian HAM turun ke Papua, utamanya menemui ratusan pengungsi di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.
Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan Hak Asasi Manusia Nicholay Aprilindo, menyebut, KemenHAM mendorong solusi terbaik masalah Papua saat ini, adalah rekonsiliasi dan upaya-upaya perdamaian, bukan kekerasan yang selama ini terjadi.
“Atas dasar apa pun kami mengajak untuk hentikan kekerasan, kita akhiri sudah. Kita sama-sama mendorong upaya rekonsiliatif yang menjadi pintu menuju perdamaian. Kita bangun Papua dalam semangat ini yaitu rekonsiliasi dan perdamaian,” ujar Nicholay dalam keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).
KemenHAM Hadir ke Nduga Bawa Misi Kemanusiaan
Nicholay mengatakan, kehadirannya ke Nduga adalah misi kemanusiaan untuk memastikan masalah di tanah Papua, bisa diselesaikan dalam bingkai kemanusiaan; yaitu rekonsiliasi dan perdamaian.
“Itu semangat utamanya kami hadir di Kabupaten Nduga ini, untuk menemui pengungsi yang sudah sejak lama tidak kembali ke rumahnya masing-masing akibat konflik. Kita berharap dari Nduga ini lahir semangat rekonsiliasi dan perdamaian itu,” ungkapnya.
Menurutnya, permasalahan Papua sangat kompleks dan harus diurai satu per satu, yang dimulai dari aspek kemanusiaan.
Rekonsiliasi & Perdamaian, Solusi Masalah di Papua
Ia melanjutkan, dengan kemanusiaan atau semangat rekonsiliasi dan perdamaian, diharapkan masalah Papua bisa perlahan membaik sehingga tercipta kondisi yang aman dan damai.
“Sebagaimana perhatian Pak Menteri HAM, agar kemanusiaan dalam konteks rekonsiliasi dan perdamaian harus menjadi senjata utama penyelesaian, sehingga semua pihak yang berkepentingan bisa bertemu dan tidak boleh ada lagi kekerasan, peperangan, penindasan, saling curiga yang bahkan berujung pada kematian termasuk korban masyarakat sipil, perempuan dan anak-anak,” kata dia.
Dalam pertemuannya dengan pengungsi di Kabupaten Nduga, Nicholay mendapatkan banyak temuan yang akan menjadi bahan dalam upaya penanganan masyarakat akibat konflik, termasuk menyelesaikan konflik itu sendiri.
Hal yang paling banyak disampaikan, kata dia, adalah kepastian ‘rasa aman’ bagi masyarakat dan sesegera mungkin bisa kembali ke rumah masing-masing.
“Apalagi ditemukan banyak anak-anak yang masih sekolah harus hidup di pengungsian tentu akan menjadi perhatian,” ucap Nicholay.
(Red)