Jakarta, ebcmedia – Pemerintah Arab Saudi menggelar pameran ‘Jembatan Persaudaraan Arab Saudi–Indonesia’ di Masjid Istiqlal Jakarta. Pameran ini berlangsung dari 24 April hingga 3 Mei 2025.
Pameran menampilkan sejarah pembangunan Ka’bah dan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Koleksi tersebut memperlihatkan warisan budaya Islam yang kaya.
Pantauan Jurnalis ebcmedia dilokasi, antusiasme masyarakat pada hari ketiga pameran. Banyak pengunjung tertarik melihat koleksi sejarah Ka’bah dan bangunan kerajaan Saudi.
“Pameran ini sangat bermakna, apalagi tentang sejarah Kota Makkah dan Ka’bah,” ujar Wiwin, pengunjung. Ia menyampaikan kesannya kepada ebcmedia di Masjid Istiqlal, Sabtu (26/4/2025).
Tak hanya itu, ia juga menuturkan pengalaman unik saat memasuki pameran. Pengunjung langsung disambut minuman khas Arab seperti kopi dan kurma.
“Begitu masuk, disuguhi kopi Arab dan kurma asli. Rasanya seperti di negara penghasil minyak itu,” ujarnya.
Selain koleksi foto, tersedia aktivitas belajar membaca Al-Qur’an dan membuat kaligrafi. Petugas ramah membantu pengunjung agar merasa nyaman.
“Ada juga titik foto bergaya Arab, dan bisa coba kacamata VR,” ucapnya dengan wajah semringah. Pengunjung bisa merasakan suasana seperti berada di Makkah.
Kementerian Agama bertindak sebagai pelaksana dari pihak Indonesia. Tujuannya mempererat hubungan antarnegara melalui budaya dan spiritualitas.

Pameran terbuka untuk umum dan gratis. Setiap Sabtu hingga Kamis, pameran dibuka pukul 10.00–19.00 WIB. Khusus Jumat, pameran dibula pukul 09.00–20.00 WIB. Mewakili Indonesia, Kementerian Agama (Kemenag) bertindak sebagai otoritas pelaksana dalam kerja sama pameran budaya lintas negara ini.
“Insya Allah, pameran ini akan dibuka Menag Nasaruddin Umar yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal,” jelas Direktur Penerangan Agama Islam, Kemenag RI, Ahmad Zayadi, di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
Ahmad Zayadi menjelaskan bahwa pameran ini merupakan etalase budaya yang memperkenalkan kekayaan warisan Islam dan Arab Saudi. Pameran ini juga menjadi jembatan diplomasi yang membangun harmoni lintas negara melalui jalur kebudayaan dan nilai-nilai keagamaan.
“Melalui pameran ini, kita tidak hanya menampilkan khazanah kebudayaan Islam dan Arab Saudi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis dalam membangun diplomasi lintas budaya yang saling mengayakan,” terang Ahmad Zayadi.
Menurutnya, momen ini menjadi salah satu bentuk nyata dari _soft diplomacy_ yang berbasis pada warisan kekayaan nilai, budaya, manuskrip, dan seni arsitektur, serta menjadi model kebudayaan masa depan yang inklusif dan transformatif.
“Kami menunjukkan kepada dunia bahwa agama dan budaya bukan hanya warisan masa lalu, melainkan fondasi strategis untuk membangun peradaban masa depan,” ujar Zayadi.
Ia menilai, di tengah arus globalisasi yang cenderung mengikis identitas, pendekatan budaya menjadi instrumen efektif untuk menjaga keharmonisan sosial dan memperkuat kohesi global dengan cara yang damai dan bermartabat.
“Kerajaan Arab Saudi dikenal luas sebagai penjaga dua kota suci dan pewaris tradisi Islam yang mendalam. Posisinya dalam dunia Islam menjadikannya pusat peradaban yang tak terpisahkan dari sejarah dan perkembangan budaya umat,” paparnya.
Kepala Subdirektorat Kemitraan Umat Islam Ali Sibromalisi menambahkan, bahwa kerja sama ini merupakan bentuk konkret dari diplomasi budaya yang menekankan pentingnya dialog, keterbukaan, dan penguatan peran keagamaan dalam membangun masyarakat global yang saling menghargai.
Ali mengajak masyarakat Indonesia dan wisatawan internasional untuk datang dan menyaksikan langsung ragam atraksi dalam pameran ini. Ia berharap, kegiatan ini menjadi awal dari semakin kuatnya relasi budaya dan keagamaan antara Indonesia dan Arab Saudi.
“Kami ingin masyarakat merasakan bahwa budaya adalah jembatan spiritual dan sosial yang menyatukan, bukan membedakan. Semoga pameran ini menjadi pintu masuk bagi kolaborasi yang lebih luas di masa depan,” harap Ali.
(Dhii/RA)