Sukses dengan Film Komedi Romantis Star Vision Hadirkan Jodoh 3 Bujang

oleh
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Rumah produksi Starvision kembali mempersembahkan karya terbarunya berjudul Jodoh 3 Bujang, sebuah film komedi romantis yang mengangkat kisah nyata tiga bujang bersaudara yang menjalani tradisi nikah kembar. Starvision yang dikenal sukses melalui film-film seperti Get Married hingga Komang, kali ini berkolaborasi dengan Rhaya Flicks untuk menghadirkan cerita yang terinspirasi dari dokumenter pendek yang sempat viral.

Film ini disutradarai Arfan Sabran, yang juga menulis skenario bersama Erwin Wu dan Alwi Shihab. Kursi produser diisi oleh Chand Parwez Servia dan Futih Aljihadi. Sejumlah nama populer mengisi jajaran pemain, di antaranya Jourdy Pranata, Christoffer Nelwan, Rey Bong, Maizura, Aisha Nurra Datau, Barbie Arzetta, Cut Mini, dan Arswendy Bening Swara.

Cerita berfokus pada tiga saudara, Fadly, Kifly, dan Ahmad yang didorong orang tua mereka untuk menikah bersamaan demi efisiensi biaya sesuai tradisi. Namun, rencana tersebut kacau ketika calon mempelai Fadly justru dijodohkan orangtuanya dengan pria lain yang lebih mapan. Fadly pun berpacu dengan waktu untuk menemukan calon istri baru agar pernikahan kembar itu tetap terlaksana.

Menurut Chand Parwez Servia, film ini memperkaya khazanah perfilman nasional dengan menggali budaya Bugis-Makassar sekaligus menyajikan persoalan yang dekat dengan generasi muda.

“Starvision selalu ingin hadirkan perspektif baru dalam sinema Indonesia. Cerita yang kami bawa tak hanya berpusat di Jakarta, namun juga membawa cerita-cerita yang unik dan kuat dari berbagai wilayah di Indonesia. Setelah berhasil membuat penonton Indonesia memiliki kedekatan dengan Komang, yang berlatar budaya Buton dan Bali, kali ini lewat Jodoh 3 Bujang kami ingin menyoroti kisah komedi romantis dengan irisan isu cinta beda status sosial dengan latar budaya Bugis-Makassar. Semoga penonton bisa mengambil pelajaran berharga dari yang dialami oleh para karakter di film ini,” ujar Chand Parwez saat press conference di Epicentrum, Jakarta Selatan kamis (19/6/2025).

Futih Aljihadi menambahkan, keyakinan Rhaya Flicks bergabung dalam proyek ini didasari reputasi Starvision yang konsisten menghadirkan cerita lokal untuk khalayak luas.

“Secara rekam jejak, Starvision adalah rumah produksi yang memberikan ruang secara luas untuk cerita-cerita lokal bisa dinikmati oleh penonton Indonesia yang lebih luas. Sebab itu, Rhaya Flicks pun percaya melalui film Jodoh 3 Bujang penonton Indonesia akan kembali merasakan kehangatan dalam balutan komedi romantis yang menjadi ciri khas Starvision. Ini adalah kisah yang akan memberikan kita pandangan baru tentang budaya yang begitu beragam di Indonesia,” ungkap Futih Aljihadi.

Sementara itu, Arfan Sabran menjelaskan bahwa Jodoh 3 Bujang juga memotret dinamika generasi muda Makassar dalam menghadapi benturan tradisi dan modernitas.

“Makassar adalah kota yang dinamis. Industri musik hingga film, semuanya hidup. Namun, di tengah perkembangan dinamis kota Makassar, juga masih ada tradisi yang dianut dan dijalankan. Di film ini, saya ingin memperlihatkan bagaimana pergeseran tradisi tersebut serta dampaknya, baik terhadap generasi yang lebih tua maupun generasi muda sekarang,” ujar Arfan.

Bagi Jourdy Pranata, yang memerankan Fadly, film ini menawarkan tantangan tersendiri karena ia harus memahami budaya Bugis-Makassar dan memerankan tokoh anak sulung yang memikul tanggung jawab besar.

“Di film ini, akan diperlihatkan bagaimana seorang laki-laki mengalami perubahan yang sangat berarti pada usia tertentu. Secara pribadi, aku sangat tertantang dengan premis film ini, bagaimana tiga saudara mau menikah bersamaan tapi satu saudaranya tiba-tiba jodohnya ditikung. Aku belum pernah lamaran ataupun menikah, jadi itu tantangan juga. Mungkin Jourdy dan Fadly punya kemiripan, sama-sama dalam fase mencari jodoh. Dan film ini jadi lebih menarik bagiku, karena belajar budaya seperti adanya uang panai yang seakan menjadi standar tertentu, yang menurutku jauh dari logikaku. Jadi aku banyak diskusi untuk memahami kultur Bugis-Makassar di film ini,” jelas Jourdy.

Maizura yang memerankan Nisa menegaskan bahwa tokoh yang dibawakannya bukan sosok antagonis, melainkan korban dari sistem yang menekan kebebasan memilih pasangan.

“Nisa sebenarnya bukan karakter antagonis. Ia juga menjadi korban pasif dari sistem yang begitu menekan. Karakternya kompleks, dia dituntut untuk terlihat biasa-biasa saja tapi di dalamnya menyimpan luka dan konflik batin. Dan karakter Nisa ini nyata sekali, seperti banyak perempuan di dunia nyata yang tidak bisa memilih jodoh pilihannya sendiri,” ucap Maizura.

Aisha Nurra Datau sebagai Rifa turut berbagi pengalamannya mendalami karakter yang jauh berbeda dari dirinya.

“Selain dari bahasa dan budaya yang harus dipelajari, karakter Rifa itu sebenarnya sangat berbeda denganku. Jadi aku harus menyelami lebih dalam dan banyak berdiskusi dengan sutradara. Menurut aku film Jodoh 3 Bujang ini selain bawa tradisi tapi ini adalah sebuah film yang mengartikulasikan a fresh pack of idea of woman’s thinking yang ada di daerah. Baik Rifa maupun Nisa, keduanya menghadapi konflik batin mereka,” kata Aisha.

Jodoh 3 Bujang dijadwalkan tayang serentak di bioskop mulai 26 Juni 2025, siap menghibur penonton dengan cerita yang hangat, lucu, dan penuh makna.

(RA)

No More Posts Available.

No more pages to load.