Jakarta, ebcmedia.id – Langit Jakarta mendadak bergemuruh pada Minggu (5/10/2025) pagi ketika dua pesawat tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara (AU) membelah udara di atas kawasan Monas. Suara mesin jet yang meraung kencang menjadi pembuka rangkaian perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dua jet tempur itu, dengan call sign “Naga Fly”, tampil memukau lewat manuver High G Turn, putaran tajam berkecepatan tinggi yang menegaskan kemampuan dan kelincahan pesawat buatan Amerika Serikat tersebut.
“Kita akan saksikan bersama penampilan flight F-16 Fighting Falcon TNI dengan call sign Naga Fly yang akan melakukan manuver High G Turn. Aksi ini menjadi simbol semangat para prajurit TNI dalam menjaga kedaulatan negara,” ujar narator dari pengeras suara di area upacara.
Asap merah dan putih yang ditinggalkan pesawat di langit menjadi simbol patriotisme, membentuk jejak bendera Indonesia di udara. Ribuan pasang mata dari tamu undangan dan masyarakat yang memadati area Lapangan Silang Monas pun serempak menatap ke atas, terpukau oleh atraksi udara penuh presisi.
Narator menjelaskan, aksi “Naga Fly” menjadi lambang kekuatan TNI AU sebagai “sayap pelindung Tanah Air” yang tangguh, profesional, dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Tak berhenti di situ, suasana semakin menegangkan saat dua pesawat T-50i Golden Eagle tampil sebagai pesawat target dalam simulasi air combat maneuver melawan dua F-16 lain yang menggunakan call sign “Combat Fly.”
Melalui layar videotron raksasa di sisi lapangan, publik bisa melihat pertempuran udara yang disimulasikan dengan realistis. T-50i tampak berusaha menghindari kejaran, bahkan sempat melakukan serangan balik dari sisi belakang. Namun, duel udara itu berakhir dengan kemenangan “Combat Fly”.
“Combat Fly berhasil melumpuhkan dua pesawat target. Air supremacy berhasil dikuasai. Mission accomplished, return to base,” kata narator disambut tepuk tangan meriah penonton.
Peringatan HUT ke-80 TNI tahun ini mengusung tema “TNI PRIMA, TNI RAKYAT, Indonesia Maju.” Tema tersebut mencerminkan visi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto agar TNI terus menjadi kekuatan pertahanan yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif (PRIMA).
“Tema ini menegaskan bahwa TNI adalah bagian dari rakyat, sekaligus pelindung dan penggerak kemajuan bangsa,” tutur Jenderal Agus dalam sambutannya.
Sebanyak 133.000 personel TNI dari tiga matra darat, laut, dan udara turun dalam parade dan defile, bersama 1.047 alutsista yang memperlihatkan kekuatan pertahanan nasional. Puncak acara di Monas menjadi bukti nyata komitmen TNI untuk terus bertransformasi menjadi kekuatan modern yang siap mendukung Indonesia menuju masa depan yang maju dan berdaulat.
(Red)