YLKI Imbau Pastikan Hewan Kurban Tersertifikasi Sehat dan Disembelih oleh Juleha

oleh
oleh
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi.
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia -Dalam beberapa hari ke depan, masyarakat Indonesia akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Salah satu aktivitas utama hari Raya Idul Adha adalah menyembelih hewan kurban, baik itu sapi, domba, atau kambing.

Terkait hal ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan beberapa imbauan kepada masyarakat.

Pertama, pastikan bahwa hewan kurban yang disembelih dalam keadaan sehat, bebas dari suatu penyakit, yang dibuktikan dengan sertifikat sehat dari Dinas Peternakan setempat, atau dokter hewan yang punya otoritas menerbitkan sertifikat sehat.

“Sertifikat sehat ini sangat penting untuk menjamin keamanan daging kurban yang akan dikonsumsi, dan juga untuk menekan suatu penyakit zoonosis tertentu agar tidak menyebar ke hewan lainnya, dan atau menular ke manusia. Apalagi saat ini masih terdapat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), plus potensi wabah lainnya,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, Senin (26/6/2023).

Kedua, pastikan bahwa hewan kurban disembelih oleh Juru Sembelih Halal (Juleha). Penyembelihan oleh Juleha mampu melakukan penyembelihan secara profesional dan halal, sesuai syariat Islam.

Ketiga, lanjut Tulus, penyembelihan hewan kurban agar memerhatikan aspek lingkungan. Misalnya, tidak membuang darah dan kotoran hewan secara sembarangan, seperti ke sungai.

“Pembuangan darah atau kotoran ke sungai akan menyerbarkan berbagai potensi penyakit menular,” terangnya.

Keempat, idealnya prosesi penyembelihan dilakukan di dalam Rumah Potong Hewan (RPH), baik RPH milik pemerintah atau swasta, sehingga mempunyai sertifikat Nomor Kontrrol Veteriner (NKV). Masjid Istiqlal bisa memelopori hal ini sebagai contoh praktik baik penyembelihan hewan kurban.

Kelima, Tulus menekankan, agar prosesi penyembelihan memerhatikan aspek kesejahteraan hewan (Kesrawan). Misalnya, tidak menyembelih hewan kurban di depan hewan kurban yang masih hidup. Atau hewan kurban yang telah disembelih disandingkan dengan hewan kurban yang masih hidup, yang akan menunggu penyembelihan. Aksi seperti ini bisa menimbulkan hewan kurban stres dan mengakibatkan daging yang kita konsumsi menjadi tidak sehat;

Keenam, prosesi penyembelihan hewan kurban tidak disaksikan oleh anak-anak kecil (balita), atau anak anak yang masih di bawah umur.

“Hal semacam ini bisa berdampak buruk pada psikologi anak, misalnya memicu aksi sadisme pada anak anak,” ungkap Tulus.

Kemudian ketujuh, YLKI menyoroti terkait pembagian dan pembungkusan hewan kurban agar  menggunakan kemasan yang ramah lingkungan, dan atau menggunakan kemasan yang food grade.

“Jangan sampai menggunakan kemasan plastik yang berwarna hitam atau merah, yang jelas jelas tidak aman untuk mengemas daging kurban,” imbau Tulus.(Syarif)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.