Jakarta,ebcmedia-Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam mengatakan, Airlangga Hartarto harus mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar usai dirinya diperiksa sebagai saksi oleh Kejaksaan Agung dalam perkara tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO), pada Senin (24/7/2023).
Ridwan Hisjam menyampaikan sikapnya itu diambil setelah menunaikan ibadah shalat Subuh pada Selasa, 25 Juli 2023 atau sehari setelah Airlangga menjalani pemeriksaan sebagai saksi.
“Pada tanggal 25 pagi setelah shalat Subuh saya berdoa. Ternyata doa saya terjawab langsung, Airlangga harus mundur dari Ketua Umum Partai Golkar,” kata Ridwan Hisjam saat menghadiri konverensi pers di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2023).
Padahal sebelumnya, Ridwan Hisjam mengaku dirinya mendukung Airlangga Hartarto menjadi Capres 2024. Dirinya siap menjadi panglima pemenangan Airlangga Hartarto.
“Saya tetap meminta Airlangga untuk mendeklarasikan sebagai calon presiden. Kalau nggak ada ya berani menjadi panglima, tunjuk saya jadi panglimanya untuk memenangkan Airlangga sebagai calon presiden, meskipun dalam keadaan macet,” lanjut Ridwan Hisjam
Ia menjelaskan Airlangga terpilih sebagai ketua umum menggantikan Setya Novanto yang tersandung kasus korupsi e-KTP melalu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 2017 lalu. Saat itu, Airlangga memiliki slogan Golkar Bersih.
“Di awal Airlangga jadi ketua umum kan terpampang Golkar bersih. Kalau sudah dipanggil oleh Kejaksaan 12 jam, apa itu masih bisa dikatakan bersih?” tanyanya.
Ridwan menambahkan, Airlangga harus mundur sebagai ketum dan berkonsentrasi memperbaiki citra partai maupun citra dirinya.
“Daripada Pak Airlangga ini merusak dirinya dan merusak partai. Saya hormat kepada ketua umum mundur, konsentrasi perbaiki dirinya agar tidak terkena sebagai tersangka atau diputuskan menjadi koruptor, itu tuntutan saya sekarang,” Ridwan menekankan.
Ia menambahkan, “Pak Airlangga yang saya hormati, Anda terpilih jadi Ketua Umum Partai Golkar untuk membawa Partai Golkar bersih, tetapi Anda sekarang sudah dipanggil indikasinya Anda tidak bersih. Sehingga saya mengimbau segera mengundurkan diri selamatkan Partai Golkar”. (Dian)