Jakarta, ebcmedia – Harga beras di Pasar Tradisional Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, terus merangkak naik, Rabu (20/9/2023).
Kenaikan harga beras telah terjadi hampir satu bulan lebih dikarenakan gagal panen akibat musim kemarau panjang dan fenomena el-Nino.
Kondisi ini membuat membuat pembeli mengeluh, karena biasa membeli beras bagus yang harganya Rp 12.000 per liter sekarang menjadi Rp14.000 per liter, sehingga uangnya tidak cukup untuk membeli kebutuhan lainnya.
Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan pokok yang juga naik, pembeli terpaksa membeli beras yang paling murah yaitu Rp10.500 per liternya yang kualitasnya rendah.
“Rasa beras kaya gini kadang bingung. Maunya pingin beras yang enak tapi kalau beras yang enak yang lain nggak kebagian saya, biasanya beras yang Rp12 ribu sekarang jadi Rp14 ribu. Yang biasa Rp10 ribu sekarang jadi Rp11 ribu,” ujar Yani, pembeli.
Naiknya harga beras juga dikeluhkan pedagang yang mengaku kenaikan harga beras hingga mencapai Rp50 ribu per karung beras.
Contohnya, harga beras biasa, per karungnya sebelum kenaikan harga Rp600 ribu kini naik menjadi Rp630 ribu per karungnya.
Sedangkan harga beras super dari harga Rp700 ribu perkarungnya kini naik menjadi Rp750 ribu perkarungnya.
Kenaikan harga beras mengakibatkan pembeli mengurangi pembeliannya sehingga menyebabkan penurunan omzet penjualan pedagang.
“Ya, per karungnya naik Rp30 ribu. Jadi kita naikan Rp500. Kalau per karungnya Rp50 ribu kita naikan jadi Rp1000. Kalau yang beras biasa butek, saya jual Rp10.500. Kalau yang sedang Rp11 ribu. Kalau yang super Rp13 ribu. Kalau yang super tadinya Rp700 ribu perkarungnya sekarang Rp750 ribu per karungnya,” ujar Intan, pedagang beras.
Baik pedagang maupun pembeli berharap pemerintah segera menormalkan harga beras dan stok, agar masyarakat terbantu mendapatkan beras murah berkualitas. (Oby)