Makassar, ebcmedia – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menaruh perhatian besar pada pengembangan basis data pangan sebagai upaya dalam menjaga stabilitas stok dan harga pangan. Basis data pangan dimaksud perlu ditunjang dengan sistem informasi yang akurat dan terintegrasi.
Pandangan itu diutarakan oleh Direktur Ketersediaan Pangan NFA Budi Waryanto saat membuka Pertemuan Nasional Evaluasi Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun 2023 di Makassar, pada Rabu (25/10/2023). Budi menambahkan angka-angka NBM ini nantinya menjadi unsur penting untuk bahan perumusan dan pengambilan kebijakan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi nasional.
“Kita memperkuat regulasinya dahulu. Jadi di Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, khususnya pasal 114, itu mewajibkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam hal sistem informasi pangan terintegrasi. Berarti kita semua ini yang hadir harus mengembangkan sistem informasi pangan terintegrasi, itu amanat undang-undang,” beber Budi.
“Untuk mendukung itu, NFA baru menerbitkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 22 Tahun 2023 tentang Tata Cara Penyusunan Proyeksi Neraca Pangan. Nanti kita bahas NBM, itu tujuannya nanti adalah untuk analisis ketersediaan pangan yang akurat, valid, dan dapat dipercaya. Jadi kalau ada kekurangan atau ada yang perlu diperbaiki, kita evaluasi bersama,” sambungnya.
Ini selaras dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi yang selalu menekankan bahwa basis data pangan yang digunakan sebagai perumusan kebijakan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan harus bersumber dari data-data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih lanjut, ke depannya fitur NBM akan terus diperbaharui antara lain berupa penyempurnaan terkait konversi angka dan penambahan indikator baru yaitu Food Tourism. NFA juga tengah mengembangkan ‘Aplikasi NBM Online’ untuk semakin memudahkan penginputan dan pengolahan data, sehingga hasil yang diperoleh semakin akurat dan akuntabel.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muhammad Arsjad memahami urgensi adanya evaluasi NBM ini. Ia menekankan kebutuhan terhadap aspek kemampuan menganalisa, terutama terkait pada aspek ketersediaan stok.
“Kami paham betul urgensi daripada kegiatan evaluasi Neraca Bahan Makanan ini menjadi suatu hal yang penting sekali untuk kita updating terus. (Ini) karena data informasi terkait dengan ketersediaan konsumsi dan neraca ini menjadi suatu hal yang sangat penting dalam proses kita merumuskan kebijakan. Sulawesi Selatan terutama kami dari Dinas Ketahanan Pangan, ini rutin sekali kita laporkan kepada pimpinan terkait ketersediaan (stok) kita, terutama bahan-bahan pokok strategis. Ini bagian dari antisipasi kita untuk melihat apakah bahan-bahan pokok strategis ini tersedia, terutama untuk memproyeksi sampai bulan Desember,” ungkapnya. (Gio)