Dijelaskan, jika kadar airnya 25 persen dan kadar hampa atau kotoran 10 persen, maka Bulog akan membeli Rp 6000 per kilogram. Karena itu, disarankan panen padi sebaiknya dilakukan saat cuaca sudah panas. Jangan dipanen saat hujan.
“Saat panen, nunggu cuaca panas dulu, jangan saat turun hujan dipanen. Agak panas, baru dipanen. Maka, akan ketemu kadar air sekitar 20-an persen. Kalau padi hasil panen yang sudah disimpan dan dikeringkan dengan kadar air 14 persen dan kadar hampa 3 persen, Bulog akan membeli Rp 7.400 per kilogram GKP,” urainya.
Jadi, ditekankan Suwandi, setiap panen segera diberitahu petugas Bulog. Jangan sampai diantar ke Bulog ditolak, kasihan petani, karena kadar airnya tidak cocok. Kecuali Bolog mau membeli berapapun kadar airnya, nanti disesuaikan harga pembeliannya.

Ia menjabarkan, jika ingin menjadi petani sukses, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan. Misalnya, pada saat olah lahan, harus dilakukan secara sempurna. Kemudian, menggunakan pupuk kompos yang ramah lingkungan, dan pencegahan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Untuk pencegahan OPT, Suwandi mengimbau jangan sampai ada lubang tikus. Karena, jika ada satu lubang tikus yang di dalamnya ada pejantan dan betina, dia bisa beranak lima sampai sepuluh ekor. Dalam setahun, bisa memunculkan sekitar 2.188 ekor tikus.
“Maksud saya, sukses di olah lahan yaitu mengendalikan hama tikus. Jangan sudah ditanam baru mengendalikan hama tikus,” jelasnya.