Suwandi lantas melantunkan pantun singkat, khusus ia buat untuk Kabupaten Ngawi yang tengah merayakan hari jadinya.
“Panen padi tanahnya subur, Kabupaten Ngawi rakraytnya Makmur,” ucap Suwandi yang disambut tepuk tangan tamu undangan.
Ia mengungkapkan, pantun singkat ini menggambarkan kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi yang banyak menorehkan berbagai prestasi, termasuk dalam pembangunan sektor pertanian.
Suwandi mengungkapkan, Kabupaten Ngawi tercatat sebagai produsen beras nasional nomor 8 di Indonesia. Produktivitas padi di Ngawi di atas 6 ton per hektar. Untuk skala di Pulau Jawa, produktivitas di atas 6 ton per hektar sudah baik.
“Berdasarkan data BPS tahun 2023, indeks pertanaman (IP) di Ngawi tertinggi di Indonesia. IP dihitung berdasarkan luas panen dibagi luas baku sawah. Artinya, kebijakan Menteri Pertanian, Bapak Andi Amran Sulaiman untuk percepatan tanam, yakni mengatur antara jarak panen ke tanam jangan lama-lama, disarankan 14 hari. Dan pola bertanam padi ini berjalan di Ngawi,” tutur Suwandi.
Prestasi Ngawi lainnya, masih menurut Suwandi, jumlah sumur di Ngawi sebanyak 22.000, baik sumur biasa dan submersible. Untuk sumur submersible sekitar 17.000, sehingga Ngawi menempati urutan ke-2 di Indonesia untuk pengairan di areal persawahan.
Suwandi mengutarakan rasa bangga, lantaran sumur-sumur tersebut dikelola secara swadaya dan hasil kreativitas para petani di Ngawi. Sawah-sawah tipe tadah hujan yang ada di Ngawi bisa tanam setahun tiga kali, karena mendapatkan aliran air dari sumur-sumur tersebut.