DBS Indonesia Gelar Forum Strategi Investasi dan Penataan Bisnis di Indonesia

oleh -328 Dilihat
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan juga ekonomi terbesar di ASEAN. Tahun ini, dengan pelantikan Presiden Prabowo Subianto, yang berkomitmen untuk mempercepat peningkatan industri dan transformasi menuju emisi nol bersih, serta menetapkan target untuk memperluas investasi asing dan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam tiga tahun, akan memberikan lebih banyak peluang investasi bagi pengusaha Taiwan yang secara aktif mengembangkan pasar di Asia Tenggara.

Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-13 bagi Taiwan, sementara Taiwan adalah negara investor terbesar ke-18 bagi Indonesia. Pertukaran perdagangan antara kedua negara sangat aktif, terutama dalam beberapa tahun terakhir dengan reorganisasi rantai pasokan global.

Indonesia, dengan keuntungan berupa bonus demografis, sumber daya alam, dan pasar domestik, telah menjadi pusat investasi bagi perusahaan-perusahaan dari berbagai negara, termasuk pengusaha Taiwan, untuk memperluas titik-titik bisnis di luar negeri. Oleh karena itu, untuk membantu lebih banyak pengusaha Taiwan memanfaatkan peluang bisnis di Indonesia, Business Weekly bekerja sama dengan Bank DBS Taiwan dan Bank DBS Indonesia mengadakan “Forum Strategi Investasi dan Penataan Bisnis di Indonesia: Maju ke Asia bersama DBS”. Forum ini mengundang perwakilan pemerintah Indonesia, pengembang kawasan industri, serta para ahli di bidang keuangan, untuk memberikan panduan tentang investasi dan bisnis di Indonesia, serta berpartisipasi dalam visi pengembangan “Indonesia Emas 2045”.

Dalam sambutannya, General Manager Bank DBS Taiwan Huang Sihan menyebutkan bahwa DBS Bank Ltd (Bank DBS) saat ini beroperasi di 19 pasar global, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia selalu memegang peran penting. Oleh karena itu, melalui penyelenggaraan forum ini, selain untuk memperkenalkan nilai investasi Indonesia kepada Taiwan, acara ini juga membantu pengusaha Taiwan memperluas bisnis ke Indonesia. Hal ini termasuk melalui jaringan titik fisik dan digital yang terintegrasi guna menyediakan layanan keuangan yang efisien dan dapat diandalkan, seperti penerimaan pembayaran lintas negara, valuta asing, dan penyelesaian transaksi, untuk mengurangi risiko investasi luar negeri serta mewujudkan semangat “Mencapai Sukses Bisnis, DBS Selalu Mendampingi”.

Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Arif Sulistiyo, memperkenalkan keuntungan investasi di Indonesia dari berbagai sudut pandang.

Dia menyebutkan bahwa dalam tujuh tahun terakhir, pengusaha Taiwan telah menginvestasikan lebih dari 1,5 miliar dolar AS di Indonesia. Berdasarkan fondasi yang kuat ini, kebijakan insentif investasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dapat memberikan efek sinergis dengan kebijakan New Southbound Policy Taiwan.

kebutuhan, serta pemahaman terhadap kebijakan. Ini memungkinkan mereka untuk meningkatkan jangkauannya di Asia, melebarkan sayap bisnisnya, serta mendapatkan solusi keuangan yang disesuaikan dengan kondisi lokal, guna mengatasi tantangan, serta meningkatkan peluang keberhasilan investasi.”

Memilih Lokasi Bisnis di Indonesia Berdasarkan Karakteristik Industri dan Kebutuhan Pengembangan

Dalam berinvestasi dan mendirikan pabrik di Indonesia, pemilihan lokasi yang tepat menjadi faktor kunci. Mengingat Indonesia memiliki 118 kawasan industri, masing-masing dengan keunggulan dalam pengelompokan industri yang berbeda, Bank DBS mengundang dua pengembang untuk datang ke Taiwan, untuk memperkenalkan keunggulan layanan manajemen mereka serta peluang pengembangan di masa depan.

Pulau Batam dan Pulau Bintan, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Singapura, keduanya merupakan kawasan perdagangan bebas. Chief Marketing Officer Gallant Venture Ltd., Edmund Lai, yang bertanggung jawab atas pengembangan Kawasan Industri Batamindo, menjelaskan bahwa setelah 34 tahun berkembang, dengan infrastruktur yang lengkap dan model manajemen terpadu, pengusaha tidak perlu khawatir tentang pasokan listrik dan air, pengurusan izin usaha dan lisensi, atau membeli tanah untuk mendirikan pabrik. Setelah menyewa, perusahaan dapat langsung beroperasi. Hal ini telah berhasil menarik lebih dari 100 perusahaan dari berbagai negara untuk berinvestasi. Kawasan Industri Bintan juga sedang dikembangkan, dilengkapi pelabuhan, dan bandara internasional swasta pertama di Indonesia.

Selain itu, Kawasan Industri Cikande Smart Industrial Town terletak di Jawa Barat yang mencakup sekitar 16 persen dari total populasi Indonesia dan berkontribusi sekitar 13 persen terhadap PDB Indonesia. Manajer Bisnis PT Suryacipta Swadaya Richard Tanggara, menjelaskan bahwa kawasan ini memiliki fasilitas transportasi darat, laut, dan udara yang sangat baik. Saat ini, kawasan ini sedang membentuk sebuah koridor industri dengan rantai pasokan yang lengkap dan efisiensi transportasi yang tinggi. Oleh karena itu, dengan masuk lebih awal, perusahaan dapat menempati posisi strategis yang penting.

(Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.