Jakarta, ebcmedia – Harvey Moeis terdakwa kasus dugaan korupsi pengelolaan komoditas timah menjalani sidang pembacaan nota pembelaan(Pleidoi) yang digelar Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat pada Rabu(18/12/24).
Dalam sidang tersebut, ia membela dirinya dan mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang koruptor, sambil menitikan air mata Harvey memberikan pesan kepada Sandra Dewi dan kedua anak-anaknya.

“Anak-anakku, Rapha dan Mikha, Papa bukan koruptor. Papa bukan pejabat yang bisa menyalahgunakan wewenang, Papa tidak pernah dituduh dan terbukti mencuri apa pun, apalagi uang negara, dan Papa tidak pernah dituduh dan terbukti melakukan suap atau gratifikasi,” kata Harvey.
Harvey juga meminta maaf kepada kedua anaknya, ia mengatakan seharusnya anak-anaknya mendapatkan limpahan kasih sayang darinya.
“Malaikat-malaikatku, maafkan Papa karena harus tiba-tiba hilang dari hidup kalian yang baru saja dimulai. Hak kalian untuk memiliki sosok ayah dirampas begitu saja,” ujarnya.

“Namun, satu hal yang Papa tekankan, jangan jadi orang jahat. Tetaplah menjadi orang baik tanpa kepahitan, jangan menjadi serupa dengan mereka yang menghakimi kalian atau keluarga kita. Tetap peduli sesama dan menjadi berkat bagi semua orang di mana pun kalian berada,” sambungnya.
Selanjutnya Harvey bercerita tentang sosok Sandra Dewi, ia mengatakan selama kasus ini berlangsung Sandra Dewi tidak pernah mengeluh, menurutnya Sandra Dewi adalah sosok wanita kuat yang ia kenal.
“Saya hanya terpikir bagaimana hebatnya dan pentingnya peranan seorang istri, Yang Mulia. Khususnya istri saya, Sandra Dewi, Yang Mulia,” kata Harvey sambil menitikan air mata dan suara yang bergetar.
“Sebagai pihak yang paling dimanfaatkan untuk pencitraan, pada saat yang sama paling dirugikan dalam kasus ini. Dia tidak pernah bimbang, tidak pernah kenal lelah, selalu tabah dan setia, bersinar memberi harapan dan kekuatan bagi saya,” sambungnya.
Dia mengatakan, Sandra Dewi memiliki akses untuk berbicara di depan publik sebagai upaya perlawanan. Harvey mengatakan Sandra Dewi justru memilih diam.
“Dia memilih untuk diam, karena di agama kita diajarkan, ketika ada kekuatan besar yang sedang menindas kita, maka yang harus kita lakukan adalah diam,” ujarnya.
Ia juga bercerita bahwa dirinya bersama sang istri sudah pernah melewati masa-masa sulit dalam hidupnya, ia mengatakan ini bukan pertama kali mereka kesulitan.
“Ketika senang kita menikah, dapat anak-anak lucu yang sempurna, kamu juga ada di sampingku. Sekarang kita susah lagi, kamu tidak pernah bersungut-sungut, tidak pernah mengeluh, tidak pernah menyalahkan keadaan. Bahkan menjadi pilar penyangga keluarga kita. Tanpa kamu aku runtuh. Terima kasih, Sandra Dewi,” ucapnya dalam pleidoi.
“Sekarang kita tinggal tunggu senangnya saja. Masa susah terus. Titip anak-anak, jangan lupa berdoa setiap hari biar Papa wamilnya cepat selesai,” pungkasnya.
Diakhir pleidoinya, Harvey mengatakan bahwa keluarganya telah dijadikan kebutuhan flexing untuk meningkatkan kepuasan publik. Dia pun meminta majelis hakim memberikan kesempatan kepadanya.
“Yang Mulia Majelis Hakim, dalam kasus ini, saya dan keluarga saya seperti dijadikan jawaban untuk kebutuhan flexing kekuatan dan kekuasaan serta peningkatan kepuasan publik,” tuturnya.
(Red)