Jakarta, ebcmedia – Akademisi Rocky Gerung menilai nominasi pemimpin dunia terkorup yang disematkan OCCRP terhadap Jokowi Widodo (Jokowi) merupakan buah dari tindakan politik yang dilakukan mantan presiden dua periode itu sendiri.
“Bahwa Jokowi itu sebetulnya dari awal itu dihidupkan oleh pemujaan. Jadi beliau tidak sadar dipuji dan dipuja melambungkan seluruh pencitraan dan akhirnya jatuh, tersungkur,” kata Rocky dikutip dari YouTube Forum News Network (FNN), Rabu (8/1/2025).
Menurutnya, nominasi OCCRP terhadap Jokowi sebagai salah satu tokoh terkorup dunia secara tidak langsung menunjukkan fenomena “Paradoks Efek Pygmalion”
Rocky menjelaskan, paradoks efek pygmalion adalah sebuah ekspektasi yang tinggi terhadap orang lain akan menghasilkan hasil yang lebih baik, tetapi kemungkinan besar justru akan mengecewakan.
“Jadi dulu ada seorang pematung, dia buat patung yang sangat cantik, akhirnya dia jatuh cinta pada patung itu. Begitu juga para pemuja yang memuja-muja patung yang kemudian diruntuhkan oleh sistem internasional,” ungkap Rocky.
Fatalnya, mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu memperkirakan biaya yang dihabiskan Jokowi untuk membentuk citra positif di masyarakat runtuh seketika karena isu dari OCCRP.
“Dan itu yang memungkinkan kita lihat bagaimana lembaga-lembaga survei itu sebetulnya dari awal adalah para pembisik Jokowi dengan motif yang membusukkan beliau,” katanya.
Oleh karena itu, Rocky menilai Jokowi telah menuai hasil dari yang dilakukannya selama berpolitik hingga sampai ke puncak kariernya sebagai Presiden ke-7 RI.
“Jadi Jokowi dibusukkan oleh sistemnya sendiri, dibusukkan oleh lembaga survei, dibusukkan oleh influencer, dan seterusnya. Jokowi saat ini benar-benar menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan dan juga tidak dia perhitungkan,” ucapnya.
“Ini kan kalau di dunia internasional dia dikejutkan dengan nominasi OCCRP, yang ini enggak bisa dengan cara mengkonsolidasi media-media di Indonesia untuk men-take down berita-berita yang berkaitan dengan OCCRP, atau bahkan kemudian memelintir berita berkaitan dengan OCCRP,” tambah Rocky.
(Red)