Jakarta, ebcmedia – Pemerhati politik dan sosial Rocky Gerung turut menyoroti kebijakan pemangkasan anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto. Berkembang di publik bahwa kebijakan ini menunjukkan bahwa kondisi negara sedang tidak baik-baik saja.
“Ya, minggu ini diisi dengan berbagai isu yang justru kalau kita lengkapkan isu-isu itu, menunjukkan semakin unorganized (tidak terorganisir) keadaan republik. Mulai dari soal penghematan, terutama yang akhirnya terbaca bahwa impact (dampak) dari penghematan itu justru menurunkan pertumbuhan ekonomi,” kata Rocky dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (12/2/2025).
Akademisi yang pernah dikriminalisasi di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) itu menilai keadaan ini terjadi karena kurang cermatnya penghitungan kebijakan.
“Akibat dari kesalahan hitung, maka DPR kemudian ingin mengevaluasi rencana anggaran baru itu. Dan memang itu aturannya begitu kan, kalau ada perubahan anggaran, tentu DPR harus diberitahu atau dikonsultasikan,” ungkapnya.
Rocky mengendus penghematan ini untuk mewujudkan program utama Prabowo-Gibran yakni makan bergizi gratis (MBG).
“Jadi misalnya APBN itu difokuskan pada makan bergizi gratis, tapi mesti dipertanggungjawabkan, kenapa difokuskan pada makan bergizi gratis? Itu artinya ada beban lain yang diambil dan dibatalkan. Itu yang kemudian jadi kontroversi, termasuk anggaran yang tiba (ditransfer) di daerah,” ungkapnya.
Rocky sangat memaklumi adanya kebijakan efisiensi, asalkan tepat sasaran atau produktif.
“Apakah efisiensi itu produktif? Efisiensi boleh, tapi bisa jadi ada efisiensi yang tidak produktif. Itu yang justru memberatkan masyarakat dan tidak menghasilkan nilai tambah dalam pertukaran fokus anggaran,” jelasnya.
“Dan beberapa lembaga riset justru menunjukkan bahkan tanpa penghematan, Indonesia masih bisa memakai cara yang lain,” lanjutnya.
(Red)