Jakarta, ebcmedia – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), menggelar aksi bertajuk “Indonesia Gelap” pada Senin siang hingga malam hari ini,
Mereka, menyoroti berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat. Aksi ini dimulai pukul 12.30 WIB dengan long march (perjalanan panjang) dari Taman Ismail Marzuki (TIM) menuju Istana Negara dan juga kawasan Patung Kuda.
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Bagas Husein dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN), menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, yang tidak berpihak kepada rakyat.
“Kami melihat pemerintahan saat ini semakin menjauh dari prinsip keadilan sosial, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat. Jika tuntutan ini tidak ditanggapi, aksi serupa akan terus berlanjut di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Bagas saat membacakan tuntutan aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).
Dalam aksi ini, massa menyampaikan 13 tuntutan utama pada malam hari pukul 19:30 WIB, antara lain:
1. Pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis, serta menolak pemangkasan anggaran pendidikan.
2. Cabut Proyek Strategis Nasional (PSN) bermasalah, wujudkan reforma agraria sejati, PSN dinilai sebagai alat perampasan tanah rakyat.
3. Tolak revisi UU Minerba, disebut sebagai instrumen pembungkaman kampus dan akademisi kritis.
4. Hapuskan multifungsi TNI/Polri, militer dinilai menghambat demokrasi sipil.
5. Sahkan UU Masyarakat Adat, demi perlindungan hukum terhadap tanah dan kebudayaan mereka.
6. Cabut Instruksi Presiden No 1 Tahun 2025, dinilai mengancam sektor pendidikan dan kesehatan.
7. Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), agar tidak menjadi alat politik semata.
8. Realisasikan anggaran tunjangan kinerja (Tukin) dosen, demi kesejahteraan akademisi dan kualitas pendidikan tinggi.
9. Desak Perppu Perampasan Aset, untuk pemberantasan korupsi yang lebih efektif.
10. Tolak Revisi UU TNI, Polri, & Kejaksaan, dikhawatirkan memperkuat impunitas aparat.
11. Rombak Kabinet Merah Putih, menuntut efisiensi dan penghapusan pemborosan pejabat.
12. Tolak revisi Tata Tertib DPR, disebut berpotensi menimbulkan kesewenang-wenangan legislatif.
13. Reformasi Kepolisian RI, untuk menghapus budaya represif dan meningkatkan profesionalisme.
Bagas Husein menutup aksinya, dengan menegaskan bahwa perjuangan mereka belum berakhir.
“Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus mengawal jalannya pemerintahan. Jika Prabowo dan jajarannya tidak segera mengambil langkah konkret, kami akan kembali turun ke jalan!” ungkapnya.
Dalam pantauan tim ITD Media pada Aksi di kawasan Patung Kuda, demontrasi yang di lakukan oleh Aliansi BEM SI tersebut, berlangsung hingga malam hari dengan diwarnai berbagai orasi, spanduk, dan nyanyian perjuangan dari massa aksi.
Para peserta Aksi mulai membubarkan diri secara bertahap dan tertib sejak pukul 20:30 WIB, kemudian, aparat kepolisian mulai membuka kembali akses Jalan Merdeka Barat, yang sebelumnya ditutup dan diblokade dengan pagar beton serta kawat berduri.
(Red)