Korupsi Pertamina Rp 968,5 T, Hensa: Fokus pada Kasus Korupsi, Bukan Narasi Politik

oleh -1213 Dilihat
oleh
Foto : Antara
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Pengamat Politik Hendri Satrio (Hensa), menilai, bahwa kasus dugaan korupsi di Pertamina Patra Niaga yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp 193,7 triliun per tahun atau Rp 968,5 triliun total 5 tahun, seharusnya tidak dialihkan ke ranah politik.

Ia berpendapat, fokus utama masyarakat harus tetap tertuju pada substansi kasus korupsi itu sendiri, bukan pada spekulasi atau narasi politik yang berkembang di sekitarnya.

Hensa menekankan, bahwa kasus ini perlu mendapat perhatian serius karena melibatkan sejumlah tersangka, yaitu Riva Siahaan, Yoki Firnandi, Muhammad Kerry Andrianto Riza, Agus Purwono, Gading Ramadhan Joedo, Sani Dinar Saifuddin, Dimas Werhaspati, serta dua nama terbaru yang disebut, Maya Kusmaya dan Edward Corne.

“Ini adalah kasus besar dengan dampak yang luar biasa bagi negara. Masyarakat seharusnya tidak terjebak dalam sisi politisnya, tapi soroti terus dan fokus ke kasus korupsinya saja, dalangnya harus diungkap,” ujar Hensa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/3/2025).

Lebih lanjut, ia mengamati bahwa belakangan ini muncul kecenderungan di kalangan masyarakat, untuk mengaitkan kasus tersebut dengan figur-figur publik lain yang tidak disebutkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Menurutnya, hal ini justru mengaburkan esensi dari penanganan kasus korupsi yang sedang berjalan.

“Ketika kasus ini ditarik ke ranah politik, perhatian publik jadi terpecah. Padahal, yang terpenting adalah memastikan keadilan ditegakkan dan kerugian negara bisa diminimalisir, tak hanya meramaikan isu politiknya,” ungkapnya.

Hensa juga menyebut, bahwa kasus sebesar ini bukan hanya soal angka, tetapi juga dampaknya terhadap kepercayaan publik terhadap institusi negara dan kesejahteraan rakyat.

“Pengawasan publik yang kritis sangat dibutuhkan, agar kasus ini tidak tenggelam dalam agenda politik semata. Kita harus pastikan hukum berjalan sebagaimana mestinya,” jelas Pengamat Politik itu.

Diketahui, kasus dugaan korupsi di Pertamina Patra Niaga sendiri tengah menjadi sorotan publik, karena nilai kerugian yang fantastis dan kompleksitasnya.

Di sisi lain, penyidik Kejaksaan Agung masih terus mendalami keterlibatan pihak-pihak lain, termasuk kemungkinan adanya jaringan yang lebih luas di balik praktik tersebut.

Hensa berharap, dengan fokus yang tepat dari masyarakat, kasus ini bisa menjadi momentum untuk membersihkan sektor energi dari praktik korupsi yang merugikan.

“Dalam kasus sebesar ini, politik seharusnya jadi alat untuk mencari solusi, bukan malah jadi alat untuk menyamarkan kebenaran. Masyarakat harus lebih cerdas dalam hal ini,” pungkas Hensa.

(Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.