Seret Nama Jokowi, Hasto Mengaku di Ancam Jika Jokowi Dipecat PDIP

oleh -1152 Dilihat
oleh
Foto : Dhii
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyeret Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang nota keberatan atau eksepsi kasus atas dakwaan kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan, Jumat (21/3/2025).

Hasto mulanya menceritakan terkait berbagai intimidasi yang diterimanya sejak Agustus 2023 dan semakin kuat pada masa-masa setelah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Ia menuturkan, tekanan terhadap dirinya semakin meningkat menjelang pemecatan Jokowi oleh PDIP.

“Tekanan terhadap saya semakin meningkat pada periode 4-15 Desember 2024 menjelang pemecatan Jokowi oleh DPP PDIP setelah mendapat laporan dari Badan Kehormatan Partai,” kata Hasto di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

“Pada periode itu ada utusan yang mengaku dari pejabat negara yang meminta agar saya mundur, tidak boleh melakukan pemecatan atau saya akan ditersangkakan dan ditangkap,” sambungnya.

Ancaman tersebut kemudian menjadi kenyataan, di mana pada 24 Desember 2024, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK resmi menetapkan Hasto sebagai tersangka.

“Dan akhirnya pada tanggal 24 Desember 2024, yakni satu minggu setelah pemecatan para kader partai, pada pagi harinya dibocorkan terlebih dahulu ke media, dan pada sore menjelang malam saya ditetapkan sebagai tersangka,” ungkapnya.

“(Penetapan tersangka) bertepatan dengan malam Natal ketika kami sedang merencanakan ibadah Misa Natal setelah hampir selama 5 tahun tidak bisa merayakan Natal bersama keluarga lengkap,” imbuh Hasto.

Lebih lanjut, Hasto juga menyampaikan, intimidasi dan tekanan dengan menggunakan instrumen hukum oleh penguasa juga dialami partai politik lain.

“Tekanan yang sama juga pernah terjadi pada partai politik lain yang berujung pada penggantian pimpinan partai dengan menggunakan hukum sebagai instrumen penekan,” jelasnya.

Hasto mengeklaim puncak intimidasi yang dia terima terjadi saat PDIP memecat Jokowi. Dia mengatakan keputusan itu membuat kasus Harun Masiku dikaitkan dengan dirinya dan PDIP.

“Atas sikap kritis di atas, kasus Harun Masiku selalu menjadi instrumen penekan yang ditujukan kepada saya. Hal ini tampak dari monitoring media seperti terlihat dalam gambar di bawah ini, di mana kasus Harun Masiku selalu cenderung naik seiring dengan dinamika politik dan sikap kritis PDI Perjuangan yang kami sampaikan,” ujarnya.

(AR/Dhii)

No More Posts Available.

No more pages to load.