Dari Makan Kikil hingga Bahas Cawapres, Cak Imin-Puan Mesra?

oleh -833 Dilihat
banner 468x60

Jakarta,ebcmedia-Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memberikan hidangan makan siang berupa kikil khas Jombang kepada Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani saat dirinya menyambangi kediaman Cak Imin di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (27/7/2023).

Puan bahkan memuji kikil yang disajikan oleh Ketum PKB tersebut, terlebih kikil itu khas Jombang Jawa Timur selaras dengan asal muasal Puan Maharani.

“Tadi pagi saya mendarat jam 10:30. Saya bawain kikil khas dari Jombang yang ternyata Mbak Puan juga menikmatinya. Dan kikil ini memang kalau nggak ada darah Jawa Timur enggak mungkin seenak ini,” ujar Cak Imin setelah melakukan pertemuan dengan Puan Maharani, pada Kamis (27/7/2023).

Bukan hanya makan siang bersama, Cak Imin juga menjelaskan, pertemuannya dengan Puan untuk membahas dan berdiskusi mengenai perkembangan politik di Indonesia.

Penuh dengan kekeluargaan, Puan sebut jika pertemuannya dengan Cak Imin disambut baik. Ditambah Puan sudah menganggap Cak Imin seperti kakak sendiri. Puan menyebut jika Cak Imin memiliki jasa tersendiri karena saat dirinya belum mengerti politik, Cak Imin lah yang menjembatani antara Gus Dur, Megawati, dan almarhum Taufiq Kiemas.

Matur nuwun Cak Imin dan saya merasa dianggap sebagai keluarga Cak Imin. Karena Cak Imin ini secara umur itu bisa saya katakan kakak saya. Karena dulunya Cak Imin dititipkan Gus Dur ke Ibu, Bapak saya. Jadi saya kenal dari SMA,” kata Puan.

“Saya ini belum tau apa-apa tentang politik Cak Imin ini gayanya udah kaya politisi bagaimana bisa menjembatani Gus dur dengan Bu Mega dan Pak Topik itu luar biasa dengan banyolan- banyolanya,” lanjutnya.

Saat ditanya lebih dalam mengenai pertemuan keduanya, Puan tidak menampik dirinya berharap agar PKB bisa bekerja sama dalam kontestasi politik 2024 yang akan datang. Walaupun di atas kertas saat ini PKB berada dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres. Mengingat hubungan PKB dan PDIP selama 10 tahun lamanya bekerja sama dalam pemenangan Jokowi di kontestasi Pilpres 2014 dan 2019. Ditambah, hubungan kedua partai tersebut menurut Puan dinilai harmonis.

“Namanya politik itu dinamis, tentu saja masih ada kemungkinan-kemungkinan untuk bisa menjalin komunikasi yang lebih intensif. Siapa tahu masih bisa PKB itu bersama PDIP. Karena hubungan PDIP dan PKB itu sudah panjang, kita bersama-sama mendukung Pak Jokowi sudah 10 tahun” Ujar Puan

“Kemudian kita mengawal DPR Lembaga legislatif bersama-sama, saya ketuanya dan Cak Imin wakil ketuanya. Dan selalu harmonis, selalu adem ayem tanpa ada hal-hal yang membuat kami tanpa ada masalah, karena semua bisa dibicarakan dengan baik semua bisa disampaikan kekeluargaan,” lanjutnya.

Namun Puan juga tetap menghormati posisi PKB yang saat ini berlabuh dengan Gerindra. Bahkan ia juga menyinggung soal lamanya waktu PKB mengusung Menteri Pertahanan itu sebagai calon presiden 2024.

“Saya memahami juga bahwa Cak Imin atau PKB sudah menjalin kerja sama atau koalisi 11 bulan. Harus ditekankan 11 bulan, dengan Partai Gerindra. Tentu saya harus menghormati hal tersebut,” singgungnya.

Menanggapi hal itu, Muhaimin Iskandar atau pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut mengaku terbuka dengan komunikasi yang dilakukan oleh PDIP.

“Ya sebetulnya politik itu kan bukan soal waktu. Waktu itu ujungnya adalah pertengahan Oktober.  Di situlah finishing dari semua proses dinamika yang sedang kita lakukan hari ini. Sehingga bagi saya kebersamaan dengan PDI P itu ibaratnya akan terus terbuka, cair dan seperti keluarga sendiri,” terang Cak Imin

Menurutnya, saat ini politik masih sangat dinamis. Sebelum pertengahan Oktober nanti, partai politik masih dapat melakukan manuver dan bebas memilih koalisi mana yang akan dipilih. Namun begitu, ia juga mengaku setiap keputusan yang akan diambil selalu berdiskusi dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

“kalau toh nanti ada titik temu baru antara PDIP dan PKB tentu saya akan bicarakan ke Pak Prabowo. Kapan dan bagaimana misalnya. Tapi sampai hari ini, kita terus berproses, berdinamika dan berdialektika sampai ada nanti kalau ada kesimpulan yang serius baru saya ajak bicara Pak Prabowo. Tapi sejauh ini Pak Prabowo pasti akan selalu menjadi tempat kita berkonsultasi dalam PKB mengambil sikap,” lanjutnya. (Dian)

No More Posts Available.

No more pages to load.