Medan, ebcmedia – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus berupaya mendorong pertumbuhan wirausaha baru di Tanah Air melalui pemberdayaan industri kreatif, khususnya bagi para perajin dan pelaku startup.
Deputi Bidang Kewirausahaan KemenkopUKM Siti Azizah mengungkapkan, industri kreatif di Indonesia telah berkembang menjadi industri sangat potensial. Kekuatan industri kreatif, khususnya kerajinan didukung dengan sumber bahan baku alami yang melimpah, keragaman budaya nusantara, dan kearifan lokal dalam bentuk keahlian para perajin.
“Negara kita sangat besar dan dikaruniai sumber daya alam yang melimpah serta sumber daya yang kreatif, untuk mengolah potensi tersebut menjadi usaha dan produk bernilai tinggi,” ujar Azizah dalam siaran pers Kementerian Koperasi dan UKM.
Dia menuturkan, industri kerajinan nasional berpotensi memberikan sumbangsih besar kepada devisa negara melalui capaian ekspor produknya, di mana kriya menjadi salah satu dari kelompok industri kreatif yang sudah memiliki jaringan pasar yang luas di mancanegara, seperti Eropa dan Amerika Serikat.
Lebih lanjut, Azizah mengungkapkan salah satu ciri utama era 4.0, selain pemanfaatan platform digital, juga diperlukan sinergi dan kolaborasi agar pelaku usaha tidak lagi bekerja sendiri-sendiri.
Menurut dia, seluruh stakeholder khususnya di industri kreatif harus bergandeng tangan membentuk ekosistem yang kuat dan menciptakan iklim yang kondusif, khususnya bagi kemajuan industri kerajinan nasional.
Entrepreneur Hub menjadi program yang diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Kewirausahaan untuk mendukung pengembangan wirausaha melalui kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, antara lain perguruan tinggi, pemerintah daerah, sektor swasta, hingga komunitas atau lembaga terkait lainnya.
Entrepreneur Hub yang telah digelar di Medan dirangkai dengan sejumlah agenda, mulai dari dialog interaktif bersama Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki bersama mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), hingga workshop dan bootcamp, baik bagi calon wirausaha maupun wirausaha pemula.
“Workshop ini diharapkan mampu menjadi medium peningkatan kapasitas perajin dan pelaku usaha kerajinan, terutama dalam hal branding produk, manajemen usaha, digital channel, dan yang terutama adalah mindset berwirausaha,” tukas Azizah.
Selain workshop, Kemenkop UKM juga bekerja sama dengan Badan Pengembangan Riset Inovasi Universitas Sumatera Utara (BPRI USU Enterprise) untuk menggelar Bootcamp dalam rangka Peningkatan Kapasitas Startup potensial pada sektor industri kreatif, khususnya pada bidang teknologi informasi dan komunikasi.
“Sebanyak 20 startup terpilih akan dibina melalui proses inkubasi usaha yang dimulai dari Bootcamp, dilanjutkan dengan Coaching Clinic terkonsentrasi, dan puncaknya adalah kegiatan Demo Day yang menjadi kesempatan bagi para startup untuk pitching business model dihadapan calon investor, angel investors, lembaga pembiayaan, dan calon mitra bisnis,” tandas Azizah.
Adapun 20 startup tersebut antara lain Medanfess, Smartclothes (Upcycle Product), Portibi, PATEN, MaRU, JasaKita, Reposisi Media, DesainKita, RuangKedinasan, GercepTech, BARGAIN Apps, CV. Kreatif Bara, MSC (Miracle Sheena Concoction), Rentools, BisnisUp, Halosiswa.id, AquaFish, TestMate, Peternakan USU, dan ITSM (Iot-Based Tracking System for Motorcycle).
Azizah berharap agar penyelenggaraan workshop dan bootcamp tersebut dapat memberikan manfaat, sekaligus menjadi pemicu terbentuknya ekosistem kewirausahaan yang mendukung seluruh sektor industri kreatif.
“Harapan kami agenda ini dapat diteruskan dan dilanjutkan oleh Pemerintah Daerah setempat, dengan dukungan seluruh pihak terkait termasuk perguruan tinggi,” pungkas Azizah. (Gio)